Selasa, 23/04/2024 16:53 WIB

Iran-Uni Emirat Arab MoU Keamanan Perbatasan Maritim

Peristiwa itu terjadi setelah para pejabat dari Iran dan UEA bertemu untuk pertama kalinya dalam enam tahun di ibukota Iran untuk membahas cara meningkatkan keamanan maritim.

Komandan polisi perbatasan Iran, Brigadir Jenderal Qassem Rezaie, dan Komandan Coastguard Emirati Brigadir Jenderal Mohammad Ali Mosleh al-Ahbabi menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk meningkatkan kerja sama keamanan perbatasan maritim dalam sebuah pertemuan di Teheran pada, Kamis (1/7).

Teheran, Jurnas.com - Pemerintah Iran dan Uni Emirat Arab (UEA )menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk meningkatkan kerja sama keamanan perbatasan maritim.

Dokumen itu ditandatangani komandan polisi perbatasan Iran, Brigadir Jenderal Qassem Rezaie, dan Komandan Coastguard Emirati Brigadir Jenderal Mohammad Ali Mosleh al-Ahbabi dalam sebuah pertemuan di Teheran pada, Kamis (1/7).

Peristiwa itu terjadi setelah para pejabat dari Iran dan UEA bertemu untuk pertama kalinya dalam enam tahun di ibukota Iran untuk membahas cara meningkatkan keamanan maritim.

Setelah sesi itu, Rezaie mengatakan dokumen itu ditulis sesuai dengan upaya untuk meningkatkan kerja sama perbatasan dan interaksi antara kedua negara.

Ia menambahkan, pertemuan rutin antara para pejabat kedua negara dapat membantu lebih jauh meningkatkan interaksi perbatasan, memfasilitasi masalah bagi para pengusaha dan nelayan negara tersebut, serta memerangi upaya yang bertujuan mengganggu keamanan laut.

Sementara itu, Al-Ahbabi menyebut MoU itu sebagai langkah positif yang dapat melayani kepentingan kedua negara di kawasan tersebut, meningkatkan keamanan perbatasan, mempermudah kontrol perbatasan dan memfasilitasi penyeberangan.

Teheran dan Abu Dhabi mengadakan pertemuan terakhir mereka di Teheran pada Oktober 2013. Pertemuan terakhir ini terjadi setelah sejumlah insiden angkatan laut di perairan wilayah tersebut.

Pada Mei, ledakan menghantam empat kapal komersial dari UEA dan Arab Saudi di lepas pelabuhan Emirat Fujairah di Teluk Persia.

Sebulan kemudian, dua ledakan menghantam kapal Jepang dan kapal milik Norwegia di Laut Oman. Pasukan angkatan laut Iran memberikan respons cepat terhadap panggilan darurat dari kapal-kapal itu dan bergegas menyelamatkan anggota awak mereka.

Amerika Serikat (AS) menuding Iran di balik serangan itu karena Washington dan sekutunya untuk mengganggu penjualan minyak internasional Republik Islam itu.

Namun pada 15 Juni, Menteri Luar Negeri Emirati Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan mengatakan negaranya tidak memiliki cukup bukti untuk menyalahkan negara mana pun atas serangan angkatan laut bulan sebelumnya.

Jepang dan Jerman juga membantah tuduhan Washington terhadap Iran dalam insiden kedua.

Iran menolak klaim Washington tentang keterlibatan Teheran dalam insiden tersebut. Ini juga menyuarakan keprihatinan tentang upaya negara asing mengganggu navigasi maritim di wilayah Teluk Persia.

KEYWORD :

Uni Emirat Arab Iran Perbatasan Maritim




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :