Jum'at, 26/04/2024 02:49 WIB

Pilih Berdamai, Putin Enggan Sanksi Georgia

Georgia kehilangan kendali atas kedua wilayah tersebut, sementara Rusia kemudian mengakui keduanya sebagai negara merdeka.

Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Mikhail Metzel/TASS )

Moskow, Jurnas.com - Presiden Rusia, Vladimir Putin menentang pemberlakuan sanksi baru untuk Georgia meskipun hubungan kedua negara sempat memanas karena krisis.

Ia mengatakan, ingin memperumit hubungan Rusia-Georgia.

"Ada yang menentang politik anti-Rusia di Georgia. Karena itu, demi memulihkan hubungan dua negara, saya tidak akan melakukan apa-apa," tegas Putin, Selasa (9/7) waktu setempat.

Dalam sebuah pernyataan terpisah, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut inisiatif anggota parlemen untuk memberlakukan sanksi baru sebagai reaksi alami terhadap penghinaan Georgi".

Aksi protes meletus di ibu kota Georgia, Tbilisi, pada 22 Juni, yang dipicu kunjungan seorang anggota parlemen Rusia.

Wakil Komunis dari Duma Negara (Kekairasan Rusia), Sergei Gavrilov, menyampaikan pidaTo dari kursi ketua parlemen yang kemudian memicu kegemparan.

Pada Selasa, Duma memperkenalkan undang-undang untuk menambah sanksi terhadap Georgia.

Pada 2008, Tbilisi berperang dengan Rusia selama lima hari di wilayah Ossetia Selatan dan Abkhazia. Georgia kehilangan kendali atas kedua wilayah tersebut, sementara Rusia kemudian mengakui keduanya sebagai negara merdeka.

KEYWORD :

Rusia Vladimir Putin Georgia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :