Jum'at, 26/04/2024 04:25 WIB

Merasa Dirugikan, Presiden Sri Lanka Veto Perjanjian Militer dengan AS

Perjanjian itu akan memungkinkan Washington untuk menekan beberapa tuntutan yang akan melanggar kedaulatan Sri Lanka.

Presiden Sri Lanka, Maithripala Sirisena menyampaikan pidato pada pembukaan Konferensi Dialog Peradaban Asia di Pusat Konvensi Nasional di ibukota Cina Beijing pada 15 Mei 2019. (Foto: AFP)

Sri Jayawardenapura Kotte, Jurnas.com - Presiden Sri Lanka, Maithripala Sirisena menveto proposal militer diusulkan Amerika Serikat (AS) yang akan memungkinkan pasukan AS memiliki akses gratis ke pelabuhan-pelabuhan negara pulau itu.

Penentangan kuat presiden Sri Lanka terhadap rancangan Status of Forces Agreement (SOFA) dalam upaya untuk memperkuat ikatan militer saat kedua negara sedang mengkajinya.

"Saya tidak akan mengizinkan perjanjian apa pun yang merusak kemerdekaan dan kedaulatan kami. Beberapa perjanjian yang sedang dibahas saat ini merugikan negara kami," kata Sirisena pada rapat umum di Sri Lanka selatan, Sabtu (6/7) waktu setempat.

Para kritikus mengatakan, perjanjian itu akan memungkinkan Washington untuk menekan beberapa tuntutan yang melanggar kedaulatan Sri Lanka.

AS, kata mereka, mencari pembebasan dari lisensi dan biaya seperti bea cukai dan pajak serta menaiki dan memeriksa kapal dan pesawat militernya di negara pulau itu, yang merupakan rumah bagi sekitar 21 juta orang.

Selanjutnya, AS konon meminta otorisasi bagi prajuritnya untuk mengenakan seragam sementara "bertugas" di bagian mana pun di Sri Lanka sambil membawa senjata dan peralatan komunikasi radio.

"Saya tidak akan membiarkan SOFA yang berupaya mengkhianati bangsa. Beberapa pasukan asing ingin menjadikan Sri Lanka salah satu pangkalan mereka. Saya tidak akan membiarkan mereka datang ke negara itu dan menantang kedaulatan kami," tegas Sirisena.

Pemimpin negara itu juga menekankan bahwa tidak akan ada perjanjian bilateral melawan kepentingan nasional Sri Lanka selama masih menjabat hingga Januari tahun depan.

Pada April tahun lalu, Washington mengumumkan, pihaknya memberikan Sri Lanka USD39 juta untuk meningkatkan keamanan maritim di negara kepulauan tersebut karena China mengembangkan wilayah strategisnya di sana, yang merupakan mata rantai utama dalam inisiatif infrastruktur ambisius "Belt and Road" Beijing.

Washington menghentikan penjualan senjata ke Sri Lanka selama puncak perang separatis Tamil di pulau itu yang berakhir pada 2009.

KEYWORD :

Sri Lanka Maithripala Sirisena Perjanjian Militer Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :