Jum'at, 19/04/2024 19:41 WIB

Ditjen Hubla Imbau Masyarakat Jangan Memaksakan Diri Naik Kapal Penuh

Penumpang yang sudah membeli tiket Pelni harus bersedia dialihkan ke kapal Perintis dan kapal cadangan lainnya.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Capt. Wisnu Handoko (kanan) saat memantau pelaksanaan angkutan laut Lebaran 1440 H/2019 di Pelabuhan Sorong, Papua, Senin (3/6/2019).

Sorong, Jurnas.com – Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan mengimbau agar para penumpang angkutan laut Lebaran 1440 H/2019 tidak memaksakan diri naik kepal yang sudah penuh dan melebihi kapasitas.

"Perlu adanya perubahan budaya mudik masyarakat menggunakan kapal laut khususnya di Papua. Agar tidak memaksakan diri naik ke kapal jika kapasitas kapalnya sudah melebihi batas yang diijinkan. Hal ini semata-mata untuk keselamatan kita bersama," kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt. Wisnu Handoko saat melakukan monitoring angkutan laut Lebaran 2019 di Sorong, Papua, Senin (3/6/2019).

Capt. Wisnu menambahkan bahwa para penumpang yang belum dapat terangkut agar mempunyai kesadaran dan dengan ikhlas bersedia naik kapal pada jadwal berikutnya. Karena dari laporan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Sorong disebutkan bahwa setelah kapal KM. Gunung Dempo diberangkatkan pada 27 Mei dengan penumpang naik penuh sesuai dengan kapasitas dispensasi kelebihan penumpang yang diberikan, berikutnya masih ada kapal KM Ciremai dan KM. Tidar dengan jumlah penumpang yang naik tenyata di bawah kapasitas kapal termasuk kapasitas dispensasi penambahan jumlah penumpang.

"Artinya nampak dalam hal ini, para penumpang di pelabuhan Sorong banyak yang memaksakan diri untuk dapat terangkut dengan Kapal KM. Gunung Dempo meskipun masih sesuai kapasitas kapal yang diberikan dengan tetap mengutamakan faktor keselamatan namun akibatnya faktor kenyamanan sedikit berkurang," jelas Capt. Wisnu menanggapi adanya informasi keluhan penumpang Kapal KM. Gunung Dempo dengan rute Sorong - Surabaya yang beredar di saluran komunikasi WhatApp (WA) beberapa waktu yang lalu.

Di samping itu, Ditjen Perhubungan Laut melalui Kantor KSOP Sorong juga sudah menyiapkan beberapa kapal cadangan seperti KM. Sabuk Nusantara 75, KM Miami, Kapal Kenavigasian KN. Yefius dan Kapal Latih Frans Kaisiepo untuk mengangkut penumpang yang tidak terangkut dengan KM. Gunung Dempo.

Namun demikian, Capt. Wisnu mengatakan bahwa Pemerintah terus melakukan evaluasi dan mencari langkah-langkah terkait penyelenggaraan angkutan laut Lebaran agar semakin baik kedepannya.

"Langkah ke depan yang harus diperbaiki adalah mengatur kembali manajemen rute deviasi kapal-kapal PT Pelni saat angkutan laut Lebaran dan juga angkutan Natal dan Tahun Baru dengan prioritas pelabuhan- pelabuhan padat," ujar Capt. Wisnu.

Selanjutnya adalah transparansi pembelian tiket sesuai kapasitas dispensasi yang diberikan kepada PT Pelni artinya tidak ada lagi tiket dijual setelah kapasitas kapal sudah terpenuhi. Menguatkan pembelian tiket secara online oleh masyarakat dan tidak ada pembelian tiket melalui petugas loket dan sterilisasi terminal penumpang memastikan hanya penumpang dengan memiliki tiket yg berlaku bisa masuk ke area boarding.

"Dalam hal  jumlah kapal PT Pelni tidak memadai untuk mengangkut permintaan penumpang, maka penumpang yang sudah membeli tiket Pelni harus bersedia dialihkan ke kapal Perintis dan kapal cadangan lainnya yang disediakan oleh Kementerian Perhubungan," kata Capt. Wisnu yang didampingi Kepala KSOP Kelas I Sorong, Takwim dan Kepala Distrik Navigasi Kelas I Sorong, Haekal Marasabessy.

KEYWORD :

Ditjen Perhubungan Laut PT Pelni KM Gunung Dempo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :