Jum'at, 26/04/2024 06:41 WIB

China: AS jadi Ancaman Stabilitas di Asia Timur

China akan mempertahankan kedaulatannya dengan cara apa pun jika ada yang mencoba memisahkan Taiwan dari wilayahnya.

Letnan Jenderal China, Shao Yuanming saat menyampaikan pidato di Dialog Shangri-La tahunan di Singapura, 1 Juni 2019. (Foto: China Daily)

Beijing, Jurnas.com - Pejabat senior Tentara Pembebasan Rakyat China, Shao Yuanming, mengatakan, tindakan Amerika Serikat (AS) terhadap Taiwan dan Laut China Selatan mengancam stabilitas di Asia Timur.

Shao membantah tudingan Menteri Pertahanan AS, Patrick Shanahan, yang mengatakan Beijing jadi ancaman bagi Asia Timur.

"Dia (Shanahan) telah mengekspresikan pandangan yang tidak akurat dan mengulangi lagu lama tentang masalah Taiwan dan Laut Cina Selatan," kata Shao kepada wartawan di sela forum pertahanan di Singapura, Sabtu (1/6).

"Ini merusak perdamaian dan stabilitas regional," sambungnya.

Shao juga mengatakan, China akan mempertahankan kedaulatannya dengan cara apa pun jika ada yang mencoba memisahkan Taiwan dari wilayahnya.

"China harus disatukan kembali. Jika ada yang ingin memisahkan Taiwan dari China, militer China akan melindungi kedaulatan negara dengan segala cara," ujar Shao.

Sebelumnya, Sabtu (1/6), Shanahan mengatakan kepada para delegasi di forum pertahanan bahwa AS tidak akan lagi "berjingkat-jingkat" terkait perilaku China di Asia, karena stabilitas di kawasan itu terancam berbagai masalah, mulai dari Laut Cina Selatan hingga Taiwan.

Shanahan menegaskan bahwa Washington tidak akan lagi mengabaikan perilaku China dan berinvestasi di Asia untuk melawan perilaku Beijing.

Shanahan tidak secara langsung menyebutkan nama China saat berbicara tentang "aktor" yang membuat kestabilan di kawasan itu, tetapi lebih lanjut mengatakan AS tidak akan mengabaikan perilaku China.

Namun, Shao menanggapinya dengan mengatakan bahwa Gedung Putihlah yang membuat kawasan itu tidak stabil karena tindakannya baru-baru ini.

Pada Mei, sebuah kapal perang AS berlayar di dekat Scarborough Shoal yang diklaim China di Laut Cina Selatan. Hal itu membuat Beijing marah di tengah sengketa perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia.

Pemerintahan Presiden AS Donald telah melancarkan perang terhadap China, yang memberlakukan tarif 25 persen untuk barang-barang Tiongkok senilai miliaran dolar.

Awal bulan ini, perang dagang semakin mendidih saat Trump menambahkan Huawei Technologies ke daftar perusahaan yang tidak bisa digunakan perusahaan AS dalam perdagangan kecuali mendapatkan lisensi dari pihak berwenang.

KEYWORD :

Asia Timur Beijing Amerika Serikat Perang Dagang




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :