Kamis, 25/04/2024 19:00 WIB

Iran Hentikan Beberapa Komitmen Berdasarkan Kesepakatan Nuklir 2015

Di bawah kesepakatan nuklir, Teheran diizinkan untuk memproduksi uranium yang diperkaya rendah dengan batas 300 kg, dan menghasilkan air berat dengan cadangan sekitar 130 ton.

Pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr, tepat di luar kota selatan Bushehr (Foto: Majid Asgaripour / Mehr via Reuters)

Teheran, Jurnas.com - Pemerintah Iran secara resmi menghentikan beberapa komitmen berdasarkan kesepakatan nuklir 2015 dengan anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).

Pekan lalu, Iran memberi tahu China, Prancis, Jerman, Rusia, dan Inggris mengenai keputusannya menghentikan beberapa komitmen berdasarkan perjanjian nuklir, setahun setelah Amerika Serikat secara sepihak menarik diri dari perjanjian itu dan menerapkan kembali sanksi.

Di bawah kesepakatan nuklir, Teheran diizinkan untuk memproduksi uranium yang diperkaya rendah dengan batas 300 kg, dan menghasilkan air berat dengan cadangan sekitar 130 ton.

Teheran dapat mengirimkan jumlah berlebih ke luar negeri untuk disimpan atau dijual.

Seorang pejabat di badan energi atom negara itu mengatakan kepada ISNA bahwa Iran tidak memiliki batasan mulai sekarang untuk produksi uranium yang diperkaya dan air yang berat.

Meski begitu, kebujaka ini belum termasuk melanggar kesepakatan nuklir, tetapi Iran telah memberikan waktu 60 hari bagi anggota pakta 2015 yang masih tersisa untuk menyelamatkan ekonominya di bawa sanksi AS. Tetapi jika gagal, Teheran akan mulai memperkaya uranium pada tingkat yang lebih tinggi.

Dalam pidato yang disiarkan di televisi nasional pada 8 Mei, Rouhani mengatakan Iran ingin menegosiasikan persyaratan baru dengan mitra yang tersisa dalam kesepakatan itu, tetapi mengakui situasinya sangat buruk.

"Kami merasa bahwa kesepakatan nuklir membutuhkan operasi dan pil penawar rasa sakit tahun lalu tidak efektif," kata Rouhani.

"Operasi ini untuk menyelamatkan kesepakatan, bukan menghancurkannya," tambahnya.

Uni Eropa dan Menteri Luar Negeri Jerman, Prancis dan Inggris mengatakan masih berkomitmen untuk kesepakatan itu tetapi tidak akan menerima ultimatum dari Teheran itu.

Di bawah kesepakatan itu, Iran diperbolehkan memperkaya uranium di level 3,67 persen, jauh di bawah level yang cukup untuk membuat senjata yakni 90 persen.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan bahwa Teheran tidak mencari perang dengan AS meskipun meningkatnya ketegangan antara kedua negara.

"Tidak akan ada perang. Bangsa Iran telah memilih jalur perlawanan," katanya. "Baik kita maupun mereka tidak mencari perang. Mereka tahu itu bukan untuk kepentingan mereka," kata Khamenei.

Khamenei juga mengatakan Teheran tidak akan bernegosiasi dengan AS mengenai kesepakatan nuklir lainnya.

KEYWORD :

Iran Kesepakatan Nuklir Uni Eropa Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :