Selasa, 23/04/2024 23:57 WIB

Facebook Resmi Batasi Penggunaan Fitur "Live"

Facebook memperkenalkan kebijakan satu serangan (one strike) untuk penggunaan Facebook Live

Facebook Inc

San Fransisco, Jurnas.com - Facebook Inc resmi membatasi penggunaan fitur siaran langsung (live), jelang pertemuan para pemimpin dunia yang bertujuan membahas kekerasan daring (online), pasca penembakan di Christchurch, Selandia Baru.

Dalam sebuah pernyataan, Facebook memperkenalkan kebijakan satu serangan (one strike) untuk penggunaan Facebook Live. Dengan demikian, untuk sementara platform media sosial itu akan membatasi akses bagi orang-orang yang melanggar regulasi disipliner.

Dikutip dari Reuters, pelanggar pertama kali akan ditangguhkan dalam menggunakan `Live` dalam jangka waktu tertentu. Ini juga akan memperluas jangkauan pelanggaran yang memenuhi syarat untuk penangguhan satu serangan.

Facebook tidak menentukan pelanggaran mana yang memenuhi syarat untuk kebijakan satu serangan, atau berapa lama penangguhan akan berlangsung, tetapi seorang juru bicara mengatakan tidak mungkin bagi penembak untuk menggunakan Live di akunnya berdasarkan aturan baru.

Perusahaan mengatakan berencana untuk memperpanjang pembatasan baru ke daerah lain dalam beberapa minggu mendatang, dimulai dengan mencegah orang yang sama membuat iklan di Facebook.

Ia juga mengatakan akan mendanai penelitian di tiga universitas tentang teknik untuk mendeteksi media yang dimanipulasi, yang sistem Facebook berjuang untuk menemukan setelah serangan itu.

Facebook mengatakan telah menghapus 1,5 juta video secara global yang berisi cuplikan serangan dalam 24 jam pertama setelah itu terjadi. Dikatakan dalam sebuah posting blog pada akhir Maret bahwa mereka telah mengidentifikasi lebih dari 900 versi video yang berbeda.

Pengumuman itu muncul ketika Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern memimpin rapat dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Paris pada Rabu (15/5) ini, yang bertujuan untuk membuat para pemimpin dunia dan kepala perusahaan teknologi menandatangani "Christchurch Call," sebuah janji untuk menghilangkan konten ekstremis secara online .

Dalam sebuah opini di The New York Times pada hari Sabtu, Ardern mengatakan "Christchurch Call" akan menjadi kerangka kerja sukarela yang melakukan penandatangan untuk menerapkan langkah-langkah khusus untuk mencegah pengunggahan konten teroris.

KEYWORD :

Facebook Live Mark Zuckerberg




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :