Jum'at, 19/04/2024 06:29 WIB

Harapan Pelaku Bisnis Indonesia Menuju Kesetaraan

Untuk terus berkembang, perusahaan juga perlu menciptakan tempat kerja yang ramah gender, seperti apa?

Untuk terus berkembang, perusahaan juga perlu menciptakan tempat kerja yang ramah gender (Foto: ICBWE)

Jakarta, Jurnas.com - Kesetaraan gender di dunia kerja masih menjadi tantangan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Padahal, kesetaraan gender bisa dimulai dari tempat kerja.

Perusahaan harus mampu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi karyawan yang memiliki multi peran, serta mendukung perubahan untuk tercapainya kesetaraan gender di dunia kerja.

Kesetaraan gender merupakan jantung dari pekerjaan yang layak. Isu kesetaraan gender tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang seperti Indonesia, tetapi telah menjadi isu menarik di dunia.

Hasil penelitian Bank Dunia menyebut, tingkat kesejahteraan secara global dapat meningkat 21,7 persen, jika kesetaraan gender diimplementasikan. Sebaliknya, kerugian pada human capital wealth secara global diperkirakan mencapai US$ 160.2 trillion akibat dari gender inequality.

Secara global, PBB berinisiatif untuk melakukan transformasi menuju sustainable development dengan memasukkan “Achieve gender equality and empower all women and girls” sebagai salah satu agenda dalam “The 2030 Agenda For Sustainable Development”.

Hal ini dilakukan, menurut Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan, Sumiyati untuk menyudahi seluruh bentuk diskriminasi terhadap perempuan, serta memastikan kesetaraan kesempatan bagi perempuan dalam semua level kepemimpinan, baik di sektor publik, ekonomi, maupun politik.

“To empower bukan sekadar to give power. Seperti halnya laki-laki yang memiliki power, perempuan secara alamiah juga memiliki power dengan ciri yang berbeda dengan laki-laki, sehingga kontribusinya dapat memberi nilai tambah bagi tempat mereka bekerja. Konsep empowerment yang dibutuhkan perempuan bukanlah to be given power melainkan to be given opportunity,” tegasnya.

Chief Financial Officer (CFO) Telkomtelstra, Ernest Hutagalung, mengatakan, terlepas dari kemajuan yang sudah dicapai dalam kesetaraan gender di dunia kerja, masih banyak ditemui berbagai hambatan, akibat minimnya jumlah perempuan di Indonesia yang berada di level top leaders.

Menurut Ernest menempatkan lebih banyak perempuan sebagai leaders sangat penting, karena perubahan signifikan di tempat kerja harus dimulai dari atas, apakah itu kesetaraan kesempatan atau menciptakan budaya yang memungkinkan perempuan untuk mengoptimalkan potensi dan produktivitas mereka di lingkungan kerja.

Sementara itu Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi menegaskan pihaknya berkomitmen menjadikan perjalanan lebih aman bagi mitra pengemudi dan penumpang, terutama perempuan, dalam kemitraan dengan Komnas Perempuan dan Polisi Lalu Lintas.

"Kami mungkin tidak memiliki banyak mitra pengemudi perempuan, tetapi bagi mereka yang sudah berada dalam platform kami, mereka mendapat manfaat, karena lebih dari 55 persen penumpang kami adalah perempuan," ucap Neneng.

CEO Dan Liris, Michelle Tjokrosaputro, berpendapat serupa. Bahkan, Michelle meyakinkan para perempuan di perusahaannya telah menunjukkan
bahwa kinerja dan kepemimpinan mereka tidak kalah dengan laki-laki.

"Seiring kami terus menghargai dan menghargai mereka secara setara, mereka semakin tumbuh dalam kepercayaan dan berkontribusi pada pertumbuhan perusahaan," ujarnya.

Presiden IBCWE, Shinta Widjaja Kamdani, menjelaskan bagi perusahaan, kesempatan menambah lebih banyak perempuan pada jajaran dewan dan kepemimpinan senior, merupakan sebuah prestasi besar.

"Untuk terus berkembang, perusahaan juga perlu menciptakan tempat kerja yang ramah gender, mengembangkan investasi berorientasi perempuan, menggalakkan praktik keragaman, serta terus meningkatkan jumlah perempuan yang memegang posisi kunci di sebuah perusahaan," ucap Shinta.

KEYWORD :

Kesetaraan Gender Pelaku Bisnis




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :