Sabtu, 20/04/2024 07:11 WIB

Uni Emirat Arab Teken Kesepakatan Senjata Senilai USD1,3 Miliar

Kesepakatan lain di Pameran Pertahanan Internasional di Abu Dhabi (IDEX) menyuntikkan perusahaan Australia EOS Defense sekitar USD316 juta untuk menyediakan sistem darat dan laut,

Seorang militer memegang senjata (Foto: Al Jazeera)

Abi Dhabi, Jurnas.com - Uni Emirat Arab (UEA) menandatangani kesepakatan senjata senilai USD1,3 miliar dengan perusahaan lokal dan internasional pada hari pembukaan pekan raya senjata di Abu Dhabi.

Negara Teluk, termasuk Arab Saudi yang terlibat dalam perang di Yaman selama hampir empat tahun terakhir mengumumkan 33 kesepakatan pada Minggu (17/2) waktu setempat.

Itu juga termasuk kesepakatan 355 juta dolar dengan Raytheon untuk menyediakan rudal Patriot dari permukaan ke udara. Pemberontak Houthi Yaman berulang kali menembakkan rudal balistik ke Arab Saudi, dan juga mengklaim serangan terhadap UEA.

Pada November 2017, para pemberontak mengatakan, menembakkan rudal ke sebuah pabrik nuklir di Abu Dhabi, ibukota UEA, sementara pada Agustus, mereka mengklaim menyerang bandara Dubai dengan drone bersenjata.

Kesepakatan lain di Pameran Pertahanan Internasional di Abu Dhabi (IDEX) membidik perusahaan Australia EOS Defense sekitar USD316 juta untuk menyediakan sistem darat dan laut, sementara kontrak yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan UEA berjumlah sekitar USD300 juta.

Salah satu pabrikan di IDEX memajang model senapan mesin untuk dijual yang ada di tangan kelompok-kelompok yang didukung Emirati di Yaman. Pengangkut personel lapis baja dan tank-tank yang digunakan dalam perang juga bisa terlihat di pameran itu.

Para pejabat Emirat menghindari membahas Yaman, namun para pejabat AS menghubungkan penyelundupan senjata di sana dengan apa yang mereka sebut sebagai kegiatan memfitnah Iran yang lebih luas di Timur Tengah yang lebih luas.

"Asumsi saya adalah masih ada hal-hal yang masuk ke Yaman yang harus saya hentikan," kata James Malloy, kepala komando Armada ke-5 Angkatan Laut AS yang mengawasi wilayah tersebut.

"Itu tidak stabil. Ini menunda perdamaian di sana. Ini memperburuk krisis kemanusiaan yang kita hadapi di Yaman dan menunda upaya kemanusiaan yang masuk," kata Malloy.

"Kami melihat dunia berusaha untuk mengakhiri hal ini dan satu kelompok tidak melakukan apa pun untuk mengakhirinya - mungkin sebaliknya," katanya.

KEYWORD :

Konflik Yaman Amerika Serikat Pemberontak Houthi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :