Jum'at, 19/04/2024 10:03 WIB

Turki Desak China Tutup Kamp Etnis Muslim Uighur

Hami Aksoy mengatakan bukan lagi rahasia bahwa China secara sewenang-wenang menahan lebih dari satu juta warga Uighur di kamp tertutup.

Muslim Uighur di China

Anakara, Jurnas.com - PemerintahTurki mengutuk perlakuan China terhadap etnis Muslim Uighur sebagai penyebab besar rasa malu bagi umat manusia dan memintanya untuk menutup kamp tertutup tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki, Hami Aksoy mengatakan bukan lagi rahasia bahwa China secara sewenang-wenang menahan lebih dari satu juta warga Uighur di kamp tertutup.

"Bukan lagi rahasia bahwa lebih dari satu juta orang Turki Uighur, yang terkena penangkapan sewenang-wenang, menjadi sasaran penyiksaan dan pencucian otak politik di pusat-pusat konsentrasi dan penjara," kata Aksoy, dilansir dari Al Jazeera, Sabtu (9/2).

"Kami mengajak pihak berwenang China untuk menghormati hak asasi manusia fundamental Turki Uighur dan menutup kamp tertutup tersebut," katanya.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pernah menuduh China menduh Negeri Tirai Bambu melakukan"genosida", tetapi sejak itu kedua negara menjalin hubungan diplomatik dan ekonomi yang lebih dekat dengan Beijing.

Wilayah Xinjiang China adalah rumah bagi sekitar 10 juta warga Uighur. Kelompok Muslim Turki, yang berjumlah sekitar 45 persen dari populasi Xinjiang, telah lama menuduh pemerintah Cina melakukan diskriminasi budaya, agama dan ekonomi.

Sekedar diketahui, mempraktikkan Islam dilarang di beberapa bagian China, seperti melakukan salat, puasa, menumbuhkan janggut atau mengenakan jilbab. Tindakan keras China ini menjadi berita utama di seluruh dunia.

Agustus tahun lalu, panel ahli PBB mengatakan mereka telah menerima laporan yang kredibel bahwa lebih dari satu juta warga Uighur dan minoritas berbahasa Turki lainnya ditahan di tempat yang disebut "kamp pendidikan ulang" di mana mereka dipaksa meninggalkan Islam.

Beijing membantah warga Uighur ditahan atas kehendak mereka dan mengatakan ini adalah fasilitas pelatihan kejuruan "sukarela", yang dirancang untuk memberikan pelatihan kerja dan untuk menghilangkan kecenderungan "ekstremis".

China telah mengintensifkan tindakan keras keamanan terhadap warga Uighur yang diberlakukan setelah kerusuhan berdarah 2009. Banyak orang Uighur telah melarikan diri, banyak yang bepergian ke Turki.

Bulan lalu, China meloloskan undang-undang untuk "mendikte" Islam dan menjadikannya "cocok dengan sosialisme" dalam lima tahun ke depan.

Tetapi sebagian besar negara mayoritas Muslim belum vokal tentang masalah ini, tidak mengkritik pemerintah di China yang merupakan mitra dagang penting

KEYWORD :

Etnis Muslim Uighur Kekerasan China Turki




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :