Kamis, 25/04/2024 08:55 WIB

Harga Minyak Dunia Rontok, Ini Tiga Penyebabnya

Hal itu menyusul laporan menunjukkan ada kenaikan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS), dan sanksi minyak Venezuela.

Kilang minyak Arab Saudi, Aramco (Foto: Memo)

London, Jurnas.com - Harga minyak dunia turun di bawah USD62 per barel, Rabu (6/2). Hal itu menyusul laporan yang menunjukkan ada kenaikan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS), dan sanksi minyak Venezuela.

Dilansir dari Reuters, pekan lalu, persediaan minyak mentah AS naik 2,5 juta barel.  Stok bensin juga mengalami peningkatan, menurut kelompok industri American Petroleum Institute (API).

"Fakta bahwa stok minyak mentah dan bensin AS naik lebih tajam dari yang diperkirakan, seperti yang dilaporkan oleh API setelah penutupan perdagangan kemarin, membebani harga," kata Carsten Fritsch, analis di Commerzbank.

Minyak mentah Brent, patokan global, merosot 49 sen menjadi USD61,49 per barel pada 1053 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 55 sen menjadi USD53,11.

Pekan lalu, AS menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan minyak Venezuela, PDVSA. Hal itu disebut dapat menekan pasokan lebih lanjut, meskipun belum terlalu berdampak pada lonjakan harga.

"Tampaknya pasar benar-benar belum terlalu khawatir tentang potensi kehilangan barel Venezuela," kata analis di JBC Energy dalam sebuah laporan.

"Ini baik karena pasar mengasumsikan bahwa ukuran dampaknya tidak akan besar, atau setidaknya itu akan memiliki durasi yang cukup singkat," sambungnya.

Kekhawatiran tentang melemahnya pertumbuhan ekonomi global dan sengketa perdagangan antara AS dan China juga telah membebani pasar.

Dalam pidatonya di State of the Union, Presiden AS, Donald Trump mengatakan kesepakatan perdagangan mungkin dengan China. Pejabat senior AS dan China siap untuk memulai putaran pembicaraan perdagangan minggu depan.

Pengurangan pasokan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, termasuk Rusia. Venezuela, anggota OPEC, seperti Iran dan Libya dibebaskan dari pembatasan secara sukarela berdasarkan kesepakatan.

Para produsen yang dikenal sebagai OPEC mulai memotong produksi dari bulan lalu untuk mencegah kelebihan stok. OPEC bahkan diketahui memangkas hampir tiga perempat dari pengurangan yang dijanjikannya.

Fritsch dari Commerzbank mengatakan masalah Venezuela masih bisa mendorong harga minyak lebih tinggi. "Harga belum bereaksi dengan cara apa pun yang terlihat," katanya.

"Yang mengatakan, jika negara-negara OPEC lainnya gagal untuk mengimbangi pemadaman ini, pasar minyak dapat dengan cepat menjadi kurang tersuplai, mendorong harga naik," sambungnya.

KEYWORD :

Minyak Dunia Sanksi Venezuela Amerika Serikat OPEC




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :