Jum'at, 19/04/2024 09:26 WIB

Arab Saudi Tetiba Hentikan Kampanye Sapu Bersih Korupsi

Kebijakan yang dipelopori Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman itu berhasil memulihkan dana sebesar USD106 miliar dari para tersangka.

Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman. (Foto: Handout/Bandar Algaloud/Pengadilan Kerajaan Saudi via Reuters)

Riyadh - Pemerintah Arab Saudi secara mendadak mengakhiri kampanye bersih-bersih korupsi di kerajaan yang dimulai pada 2017 untuk menangkap para taipan, menteri dan pengusaha terkemuka.

Dilansir dari Al Jazeera, kebijakan yang dipelopori Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman itu berhasil memulihkan dana pemerintahan sebesar USD106 miliar dari para tersangka.

Dalam sebuah pernyataan pada Raba (30/1) waktu setempat, pengadilan kerajaan mengatakan pihak berwenang telah memanggil 381 orang, beberapa sebagai saksi.

Dikatakan 87 orang mengakui tuduhan terhadap mereka dan mencapai kesepakatan yang termasuk perampasan real estat, perusahaan, uang tunai dan aset lainnya.

Jaksa penuntut umum menolak untuk menyelesaikan kasus-kasus yang terdiri dari 56 orang karena tuduhan pidana yang ada terhadap mereka. Delapan lagi yang menolak tawaran penyelesaian dituduh korupsi, kata pengadilan.

Tahanan yang tidak didakwa dibebaskan, tetapi tidak jelas kapan larangan perjalanan, pembekuan bank, dan pemantauan elektronik atas setidaknya beberapa dari mereka yang dibebaskan sebelumnya akan berakhir.

Selama tiga bulan pertama kampanye, banyak anggota elit ekonomi dan politik kerajaan ditahan di Ritz-Carlton Hotel Riyadh. Beberapa kemudian dipindahkan ke penjara. Sebagian tahanan dilaporkan disiksa, sebuah klaim yang ditolak oleh pihak berwenang.

Para kritikus menyebutnya penggeledahan dan permainan kekuasaan oleh Pangeran Mohammed. Hal itu meresahkan beberapa investor asing bahwa ia ingin mendiversifikasi ekonomi dari minyak.

Pembunuhan wartawan pada Oktober, Jamal Khashoggi oleh agen Saudi di dalam konsulat Istanbul kerajaan menodai reputasi putra mahkota di Barat dan menuai kritik terhadap catatan hak asasi manusia Riyadh serta perannya dalam perang yang sedang berlangsung di Yaman.

Mahkota Mohammed bin Salman telah membela kampanye anti-korupsi sebagai "terapi kejut" saat mencoba untuk merombak ekonomi Negeri Petro Dolar itu.

Reformasi sosialnya, termasuk pelonggaran pembatasan seperti larangan bioskop dan perempuan wanita, disertai dengan penumpasan perbedaan pendapat, termasuk penangkapan puluhan ulama Islam, aktivis hak-hak perempuan dan intelektual.

KEYWORD :

Arab Saudi Kampanye Anti Korupsi Mohammed bin Salman




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :