Sabtu, 20/04/2024 19:08 WIB

Urgensi Mitigasi dan Pendidikan Bencana di Indonesia

Presiden Joko Widodo meminta agar pendidikan bencana masuk dalam kurikulum pendidikan di sekolah. 

Tsunami Pantai Selat Sunda

Jakarta - Bencana dapat disebabkan oleh kejadian alam (natural disaster) maupun oleh ulah manusia (man-made disaster). Kondisi geografis menjadikan Indonesia sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor.

Pendidikan dan mitigasi bencana menjadi elemen penting untuk mengurangi risiko bencana.

Pascakejadian tsunami di Selat Sunda pada Sabtu (22/12), Presiden Joko Widodo meminta agar pendidikan bencana masuk dalam kurikulum pendidikan di sekolah.

Sebelumnya pada tahun 2017, United Nations International Strategy for Disaster Reduction merinci komponen-komponen penting yang harus dipenuhi dalam pengurangan risiko bencana, antara lain interaksi dengan sumber bencana, keterpaparan, kerentanan, dan kapasitas.

Pelaksana Tugas Kepala Pusat Penelitian Kependudukan LIPI, Herry Jogaswara mengatakan setiap kejadian bencana selalu memberikan kita pelajaran-pelajaran baru yang penting.

"Instruksi Presiden adalah momentum tepat karena kecenderungan masyarakat kita cenderung cepat melupakan bencana," ujar Herry.

Menurut Herry, masyarakat lokal sebetulnya punya potensi pengetahuan karena mereka punya kedekatan dengan alam.

“Namun jika ada kejadian-kejadian luar biasa, mereka belum tentu siap. Karena itu diperlukan pendidikan bencana yang sesuai dengan karakteristik dan diperbarui sesuai dengan kejadian-kejadian bencana terbaru dan latihan secara terus menerus sehingga akan terus dengan muda diingat,” tuturnya.

KEYWORD :

Mitigasi Bencana Pendidikan Bencana




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :