Jum'at, 26/04/2024 04:48 WIB

Wawancara

Ni Komang Yeni Dhanasari: "Boleh Lakukan Peremajaan Vagina Asal..."

Masih banyak perempuan yang malu untuk mengemukakan permasalahan terkait organ kewanitaan mereka termasuk peremajaan vagina. 

Ahli Kebidanan dan Kandungan dr Ni Komang Yeni Dhanasari, SpOG (Foto: Foto: Ecka Pramita)

Jurnas.com - Mulai masa pubertas sampai dengan menopause, vagina mengalami beberapa fase yang dapat menurunkan elastisitasnya akibat perubahan hormon, kehamilan serta persalinan.

Salah satu kemajuan teknologi dibidang ginekologi estetika yaitu peremajaan vagina (vaginal rejuvination) memberikan kabar baik bagi perempuan yang mengalami masalah-masalah diatas.

Peremajaan vagina pada dasarnya merupakan suatu kebutuhan esensial bukan hanya sekedar tren. Namun demikian, masih banyak perempuan yang malu untuk mengemukakan permasalahan tersebut dan masih menganggap masalah itu tabu untuk dibicarakan.

Untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai peremajaan vagina yang kini mulai banyak diminati perempuan, berikut wawancara dengan Ahli Kebidanan dan Kandungan dr. Ni Komang Yeni Dhanasari, SpOG dari Bamed Women`s Clinic:

Banyak perempuan melakukan peremajaan vagina, menurut dokter fakta ini bagaimana?
Berbicara pengalaman saya selama ini menangani pasien jumlahnya banyak karena pengen ikutan orang-orang yang sudah melakukan peremajaan vagina. Namun tak sedikit juga karena butuh untuk kenyamanan, misal usia melahirkan atau sakit ketika berhubungan.

Masalah yang umum terjadi adalah jaringan vagina menjadi kendur, berkurangnya kepekaan di daerah vagina, kesulitan untuk mengontrol urin, daerah vagina terasa renggang dan kering. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup.

Lalu, syarat apa yang diajukan untuk menjalani prosedur peremajaan vagina?
Pasien akan diberi pertanyaan terkait kondisi vaginanya, seperti apakah elastisitas vagina mulai berkurang (vagina laxity), kering atau infeksi berulang, stres urinary incontinence (tidak bisa menahan buang air kecil) serta perempuan yang menginginkan solusi masalah kesehatan wanita tanpa operasi

Apakah ada efek samping tindakan peremajaan vagina?
Selalu ada, semua tindakan ada. Risiko Terjadi scar akibat luka infeksi, perdarahan dan prosedur operatif. Untuk itu dicek lagi alatnya, misalnya pasien Menopause dengan kandungan obat dosis tinggi. Risiko lain jika tidak sesuai prosedur Vlvagina bisa lengket dan infeksi.

Saya sarankan yang harus melakukan adalah dokter yang memang kompeten di bidangnya. Cek alatnya (laser) juga harus stabil. Semua prosedur invasif ada efek samping, cuma tinggal bisa diminimalisir atau tidak.

Adakah batas usia untuk tindakan tersebut?
Secara holistik mulai dari 18 Agustus ya, tapi tetap ada pendampingan dari orang tua, ada izin orang tua. Ada juga pasien saya atlet yang memerlukan untuk karier dan kenyamanan dia beraktivitas.

Terkait dengan pembatasan pasien, adakah etik khusus untuk kondisi pasien?
Semua pasien yang datang minta kita seleksi apakah dia butuhkan atau ingin saja. Tidak pure hanya alat kosmetik, khususnya pada remaja. Perawatan ini bukan untuk usia remaja tetapi usia produktif dan sudah menikah. Restoratif, setiap kasus punya latar belakang etik yang berbeda-beda.

Setelah menjalani tindakan peremajaan vagina apa yang perlu dilakukan?
Penyembuhan sempurna total selama enam minggu. Apabila proses penyembuhan belum sempurna dikhawatirkan akan berisiko pada pemulihan paskaoperasi. Syaratnya tidak boleh berhubungan suami istri, olahraga, angkat beban berat, berenang atau aktivis ekstrem lainnya.

Apakah peremajaan vagina ada pengaruhnya bagi kesuburan?
Tidak ada hubungannya dengan kesuburan hanya perbaikan mukosam Kesuburan sangkut pautnya dengan indung telur jd tdk ada hubungannya dg treatment. Aman. Treatment ini juga yidak akan menyebabkan gangguan hormon, penyakit kanker, dan, tetap biaa punya anak. Aman juga untuk ibu menyusui setelah tiga bulan paskamelahirkan.

KEYWORD :

Peremajaan Vagina Efek Samping Ni Komang Yeni Dhanasari




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :