Jum'at, 26/04/2024 02:31 WIB

Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, Remaja Jadi Sorotan

Kesehatan jiwa remaja dan anak muda sering kali terabaikan dan dianggap remeh.

Hari Kesehatan Jiwa 2018 (Foto: Ilustrasi)

Jakarta - Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia merupakan salah satu hari kesehatan nasional yang setiap tahun diperingati oleh jajaran kesehatan di Indonesia bersama masyarakat.

Peringatan ini dimaksudkan untuk menyampaikan komunikasi, informasi dan edukasi kepada seluruh lapisan masyarakat yang termasuk dalam upaya promotif dan preventif.

Hari Kesehatan Jiwa Sedunia diperingati setiap tahun di seluruh dunia setiap tanggal 10 Oktober. Tahun ini Hari Kesehatan Jiwa Sedunia mengambil tema Kesehatan Jiwa Remajanya

Dikutip dari situs resminya, WHO menyebut kesehatan jiwa remaja dan anak muda sering kali terabaikan dan dianggap remeh. Padahal, masalah kejiwaan dan gangguan jiwa bisa muncul sejak usia 14 tahun.

"Setengah dari gangguan jiwa dimulai saat berusia 14 tahun, namun kebanyakan kasus tidak terdeteksi dan terobati, menjadikannya beban bagi remaja dan anak muda," tulis WHO dalam situsnya

WHO meminta kepada pemerintah di berbagai negara untuk terlibat lebih dalam untuk urusan kesehatan, sosial, dan edukasi bagi kesehatan jiwa anak muda. Sebabnya, anak-anak muda inilah yang akan menjadi tenaga penggerak suatu negara di masa depan.

Berdasarkan data World Federation of Mental Health (WMFH) setiap 40 detik seseorang di suatu tempat di dunia meninggal akibat bunuh diri. Bahkan satu dari setiap empat orang dewasa akan mengalami masalah kesehatan jiwa pada suatu saat dalam hidupnya.

Akan tetapi mereka ini hanya menerima sedikit perhatian atau bahkan tidak mendapatkan dukungan psikologis awal jika masalah kesehatan jiwa ini terjadi dalam keadaan darurat.

Padahal umumnya sebagian besar orang dengan masalah kesehatan fisik akan segera mendapat pertolongan pertama di fasilitas pelayanan kesehatan dalam keadaan darurat.

Hingga kini kesehatan jiwa seringkali kurang mendapat perhatian akibat; 1) ketidaktahuan masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan jiwa; 2) kurangnya kepedulian masyarakat; 3) masih adanya stigma dan diskriminasi pada Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) dan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Akibatnya, mereka sering tidak menerima pelayanan kesehatan jiwa sesuai kebutuhan. Tentu saja situasi ini tidak dapat dibiarkan, sebab kita berkeyakinan bahwa Tidak Ada Kesehatan Tanpa Kesehatan Jiwa atau No Health Without Mental Health.

Selain itu, guna memenuhi hak seluruh masyarakat agar mampu menjangkau pelayanan kesehatan jiwa yang bermartabat, maka Pemerintah lewat Kementerian Kesehatan telah mengupayakan:

1. Pemerataan layanan kesehatan jiwa dimulai dari tingkat pertama sebagai ujung tombak layanan kesehatan di masyarakat.

2. Penyediaan layanan kesehatan jiwa yang terpadu dengan layanan kesehatan umum dengan dukungan masyarakat sebagai penggerak

3 Pengembangan upaya kesehatan jiwa berbasis masyarakat yang dimulai dari keluarga dengan dukungan jajaran lintas sektor

4. Pengembangan kesadaran dan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan jiwa.

KEYWORD :

Kesehatan Jiwa Remaja Gangguan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :