Jum'at, 19/04/2024 03:55 WIB

Remaja Jadi Target Gerakan Terorisme

Remaja menjadi target karena merupakan komponen strategis, memiliki etos perjuangan melawan penindasan

Ilustrasi RUU Terorisme

Jakarta– Pakar pendidikan dan politik Timur Tengah,  Muhammad AS Hikam mengatakan,  pemuda khususnya remaja, menjadi target penting gerakan terorisme. Beberapa alasan pertama, pemuda adalah komponen strategis gerakan.

“Di zaman old yang dicari yang sudah matang, berpengalaman, kalau sekarang yang dicari pemuda, remaja, bahkan anak, karena kondisi mereka ideal bagi pengembangan ideologi radikal,” ujar Hikam dalam diskusi “Penanggulangan Penyebaran Paham Radikal pada Remaja Guna Mencegah Terorisme” di Jakarta.

Alasan lainnya, menurut mantan Menteri Pendidikan RI 1999-2001 ini, pemuda memiliki etos perjuangan melawan penindasan, baik berskala lokal maupun global. Menarik anak muda dalam gerakan, kata Hikam, akan sangat mudah dengan iming-iming idealisme melawan ketidakadilan.

Penetrasi ideologi teror itu, ujar Hikam, tak diajarkan lewat pendidikan konvensional, melainkan nonkonvensional, bahkan lewat media sosial. Hikam juga mengatakan umumnya pemuda atau remaja yang tergaet gerakan ekstrem adalah mereka yang baru mengenal agama dan ingin tampil sebagai sosok religius.

Mereka, kata Hikam, menemukan hal baru dari gerakan ekstrem itu sebagai ajang eksistensi diri. Katanya lagi,  gerakan ekstrem dengan bendera Islam tidak mengenal batas geografis, tidak sekadar lokal tapi terkait gerakan transnasional. “Mereka tak sekadar membangun negara islam, tapi imperium internasional,” kata Hikam.

Oleh karena itu, Hikam menyarankan agar kontra-radikalisme tak sekadar program, tapi menjadi gerakan nasional. Terutama untuk generasi muda, lewat pendekatan budaya, humanism dan komunikatif.

Sementara itu Psikolog Arijani Lasmawati mengatakan suburnya gerakan terorisme disebabkan oleh beberapa hal. Yaitu kesenjangan ekonomi, keterbatasan akses politik, solidaritas sesama penganut agama, sekaligus dualisme persepsi masyarakat soal gerakan terorisme.

Arijani menekankan pentingnya orang tua dan keluarga menghindarkan anak dari gerakan ekstrem sedini mungkin. Apalagi fase remaja merupakan tahapan di mana anak mencari identitas diri dan ingin dipandang dunia luar. “Remaja aset bangsa ke depan, mereka yang akan memimpin negara,” ujar dia. (AA)

KEYWORD :

Terorisme AS Hikam Remaja




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :