Sabtu, 20/04/2024 08:45 WIB

Kepala BKP Kementan Ajak Para Bupati Tingkatkan Produksi Pangan

Kementan memiliki program diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal melalui kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan, Agung Hendriadi dalam acara Rapat Kerja Nasional ke-11 Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) di ICE BSD City Tangerang selatan, Jumat (06/07).

Tangerang - Penguatan produk lokal untuk mempercepat diversifikasi pangan dan pemanfaatan lahan kering sangat penting dilakukan untuk mendukung perwujudan kedaulatan pangan nasional.

Begitu dipaparkan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Hendriadi, dihadapan bupati seluruh Indonesia dalam acara Rapat Kerja Nasional ke-11 Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) di ICE BSD City Tangerang selatan, Jumat (06/07).

"Kita memiliki dua tantangan yang harus diselesaikan bersama, pertama masalah penganekaragaman,  kedua peningkatan produksi pangan yang berkelanjutan" jelas Agung.

Menurut Agung, konsumsi pangan penduduk Indonesia berlebih pada kelompok padi-padian, minyak, lemak, dan gula. Sedangkan konsumsi pangan hewani, kacang-kacangan, sayur dan buah kita masih kurang.

"Hal ini tercermin dari Skor Pola Pangan Harapan (PPH) yang baru mencapai 90,4. Untuk mencapai target ideal (100) perlu upaya serius dan dukungan dari bupati seluruh Indonesia," tambah Agung.

Lebih lanjut dikatakan Agung, bahwa Kementan memiliki program diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal melalui kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).

"Program ini harus dikembangkan oleh bapak/ibu Bupati agar kualitas konsumsi kita naik. Apakah bisa? Saya yakin bisa, kita masih punya potensi 10,3 juta lahan pekarangan dan masih ada 8-10 juta hektar lahan marginal yg bisa dimanfaatkan," jelas Agung.

Agung juga menyoroti sumberdaya lahan Indonesia yang begitu besar. "Daratan kita lebih dari 190 juta hektar, 23 persennya lahan basah dan 77 persen sisanya (145 juta) hektar adalah lahan kering," singgung Agung.

Mantan Kepala Biro Humas Kementan tersebut menambahkan bahwa dari 145 juta lahan kering yang ada,  80 juta hektar berpotensi dikembangkan, yaitu 29 juta ha di kalimantan, 26 juta ha di sumatera, 21 juta ha tersebar di jawa, papua, dan sulawesi, serta 4 juta sisanya di Bali, NTT dan Maluku.

Untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan kering, sejak 2014 Kementan telah melakukan berbagai terobosan kebijakan dan inovasi pengembangan lahan kering.

"Kita telah meningkatkan Alsintan 2000 persen, pembuatan long storage kurang lebih 4.500 unit, Dam, Sumur dangkal, dan sumur bor. Kita juga kembangkan aplikasi biochar, aplikasi fosfat alam, biodekomposer dan pupuk hayati, varietas Impago untuk pagi gogo, dan yang saat ini sedang digalakkan adalah Larikan Padi Gogo (Larigo) Super di wilayah Aceh,Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Kalimantan," kata  Agung.

KEYWORD :

Kementan Agung Hendriadi KRPL




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :