| Kamis, 19/04/2018 22:45 WIB
Prestasi Junior Indonesia memanfaatkan tren penggunaan gawai ke arah yang positif dengan memasukkan modul-modul edukasi keuangan dan pendekatan interaktif yang aman, komprehensif dan menyenangkan bagi anak-anak terutama para siswa SDN Ketintang 1 Surabaya.(Foto : Istimewa)
Jakarta - Studi multi-nasional mengenai tingkat keamanan dunia maya yang dilakukan oleh DQ Institute dan World Economic Forum di 29 negara menunjukkan rata-rata 71 persen anak usia 8-12 tahun di Indonesia berisiko terpapar bahaya siber, seperti penindasan di dunia maya (cyberbullying), kecanduan video game, online grooming, sampai dengan pelecehan seksual.
Indikasi lainnya ialah 34 persen
anak pernah terlibat dalam perilaku seksual online. Peran aktif seluruh pihak sangat dibutuhkan untuk menyiasati penggunaan teknologi yang dapat berdampak buruk bagi pola perilaku dan kesehatan mental
anak-
anak.
Psikolog Anak, Roslina Verauli, M.Psi, Psi, berbagi informasi kepada orangtua
siswa SDN Ketintang 1 Surabaya mengenai tantangan sekaligus strategi mengasuh
anak di tengah kemajuan teknologi yang dapat berpengaruh pada pola perilaku
anak.
“Orangtua tidak bisa bersikap antipati dan menutup total akses
anak terhadap teknologi. Justru,
anak Anda bisa saja mencari akses teknologi secara diam-diam dan terpapar informasi negatif yang tak diinginkan," kata Verauli Citi Parenting Talkshow bertajuk “Didik Anak Jadi Generasi Cerdas Digital” oleh Citi Indonesia, melalui payung kegiatan kemasyarakatannya Citi Peka (Peduli dan BerKarya), bersama Prestasi Junior Indonesia (PJI) pada Rabu (18/4).
Lebih lanjut ia menerangkan, bila smartphone semakin pintar maka orangtua pun harus semakin bijak. Aturlah waktu yang tepat dan batasi durasi pemakaian smartphone oleh
anak-
anak. Saat
anak mengerjakan PR, ajak mereka untuk mencari materi atau contoh tambahan dari internet.
Para orangtua diajak untuk menyadari pentingnya membangun keterampilan dan kecerdasan
digital pada
anak-
anak guna mengoptimalkan potensi kemajuan teknologi. "Ayo bersikaplah terbuka dan positif, maka
anak-
anak pun dapat berkembang dengan baik bersama kemajuan teknologi,” ungkap Verauli.
Director, Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia, Elvera N. Makki mengungkapkan perangkat
digital dan akses internet telah menjadi bagian dari kehidupan
anak-
anak masa kini.
Berangkat dari hal tersebut, sebagai wujud nyata dari komitmen terhadap perkembangan
anak Indonesia, Citi Indonesia bersama dengan PJI menginisiasi pembelajaran mengenai keuangan bagi
anak-
anak dengan menggunakan metode
digital melalui program Digital Financial Literacy for Children.
"Program ini diharapkan dapat menginspirasi para orangtua untuk mengajarkan penggunaan teknologi
digital secara bijak sejak dini," ujarnya.
Robert Gardiner, Management Advisor Prestasi Junior Indonesia mengungkapkan, saat ini, pengembangan kemampuan intelektual
anak-
anak perlu dilengkapi dengan keterampilan dan kecerdasan
digital. Anak-
anak perlu dididik bahwa telepon pintar bukan hanya dapat digunakan untuk bermain saja, tetapi juga untuk hal yang positif, seperti belajar pengelolaan uang dan mencari materi pendukung tugas sekolah.
"Kami bersama Citi Indonesia berkomitmen untuk terus menjangkau lebih banyak
anak-
anak Indonesia guna mempersiapkan mereka menjadi generasi masa depan yang cerdas finansial sekaligus cerdas
digital,” tuturnya.
KEYWORD :
citi parenting anak digital literasi siswa SD