Sabtu, 20/04/2024 01:26 WIB

Kementan Gerak Cepat Berantas Jembrana di Lampung

Penyakit ini hanya ada di Indonesia, dan hanya menyerang sapi Bali serta dapat mengakibatkan kerugian ekonomi cukup besar karena dapat menyebabkan kematian sapi bali.

Kementan gerak cepat berantas penyakit Jembrana di Lampung

Kediri - Direktur Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan), Fadjar Sumping Tjatur Rasa gerak cepat dengan mengutus tim untuk mengendalikan dan memberantas Jembrana (penyakit yang sering menyerang sapi, Red) di Lampung.

Tim yang terdiri dari staf Direktorat Kesehatan Hewan dan Balai Veteriner Lampung langsung diterjunkan ke lokasi pada 6-8 April 2018 di Kabupaten Mesuji dan Tulang bawang , Provinsi Lampung. Selain melakukan investigasi, mereka juga menyampaikan langsung bantuan obat-obatan, desinfektan serta sarana desinfksi.

"Berdasakan hasil investigasgi, penyakit Jembrana yang terjadi di Lampung disebabkan oleh adanyanya sapi bali sakit yang di bawah dari kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Provinsi Sumatera Selatan oleh pedagang," kata Fadjar di sela-sela acara seminar `Sosialisasi Permentan No.14 Tahun 2017 tentang Klasifikasi obat Hewan dan Implementsinya terkait AGP untuk Peternakan self Mixing`, Kediri, Rabu (11/4).

Bantuan untuk penanganan kasus di tempat kejadian berupa vaksin, desinfektan, antibiotik, vitamin atau roboransia, anti parasit dan alat suntik langsung diberikan oleh Kementan, diantaranya: 1). Oxytetracycline Long Acting Spektrum luas (Limoxin-200 LA) 100 ml sebanyak 48 botol; 2). Vitol-140 @100 ml sebanyak 48 botol; 3). Flukicide sebanyak 24 kaplet; 4). Tryponil sebanyak 100 kaplet; dan 5). Plexi Syringe 12 buah.

Fadjar menyebutkan untuk menangani penyakit Jembrana Tim Kementan melakukan tindakan antara lain, melakukan pengobatan anti parasit, pemberian antibiotika dan vitamin, serta vaksinasi untuk penyakit jembrana.

Selain itu, ia juga dialakukan penyemprotan desinfektan untuk mematikan virus dilakukan dilokasi kandang beserta peralatannya dan area dimana ada kematian ternak, penguburan hewan yang mati dan pembakaran sisa-sisa kotoran, serta sisa pakan dari hewan yang mati dan sakit dilakukan untuk mencegah penularan penyakit, dan melakukan sosialisasi tentang penyakit Jembrana.

"Dari upaya tersebut kasus penyakit dapat dilokalisir dan tidak menyebar ke desa lainnya," kata Fadjar.

Lebih lanjut ia sampaikan, penyakit Jembrana disebabkan oleh virus (Genus Retrovirus) dan bersifat menular, serta menyerang sistim kekebalan tubuh Sapi Bali dari semua kelompok umur baik jantan maupun betina.

Penyakit ini hanya ada di Indonesia, dan hanya menyerang sapi Bali serta dapat mengakibatkan kerugian ekonomi cukup besar karena dapat menyebabkan kematian sapi bali.

Pemerintah telah menetapkan penyakit jembrana menjadi salah satu prioritas dalam pengendalian dan penanggulangan Penyakit Hewan Strategis.

"Adanya perubahan iklim dan cuaca yang ekstrim menjadi penyebab daya tahan tubuh ternak menurun, sehingga mudah terserang penyakit tersebut," terang Fadjar.

Untuk itu, pemantuan lapangan masih terus dilaksanakan dan dilakukan koordinasi antara Ditjen PKH Kementan dengan dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di daerah.

KEYWORD :

Kementan Ditjen PKH Jembrana




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :