Sabtu, 20/04/2024 18:25 WIB

6 WNI akhirnya bebas Setelah Disandera Milisi Libya

Menurut Menteri Retno, tidak mudah membebaskan WNI di Benghazi karena kawasan tersebut sedang perang.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi

Jakarta -  Sebanyak enam orang Anak Buah Kapal (ABK) Warga Negara Indonesia (WNI) berhasil dibebaskan setelah menjadi korban sandera yang dilakukan milisi bersenjata di Benghazi, Libya.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan informasi penyanderaan tersebut diterima 28 September 2017 atau 5 hari setelah disanderanya para ABK itu.

Ke-enam ABK itu disandera saat sedang bekerja di sebuah Kapal pencari ikan berbendara Negara Malta di perairan Benghazi atau 72 mil dari daratan Benghazi.

“Penyanderaan dilakukan pada 23 September 2017, keenam ABK WNI ini bekerja pada kapal Salvatore 6,” ujar Menteri Retno Marsudi di Kementerian Luar Negeri, Jakarta.

Retno mengaku sempat tidak bisa berkomunikasi dengan 6 ABK WNI itu lantaran barang serta alat komunikasi dirampas oleh milisi bersenjata, namun akhirnya usaha yang dilakukan berhasil.

“Sejak saat itulah semua kontak kita lakukan termasuk pemilik kapal kita melakukan komunikasi dengan keluarga,” kata dia.

Menurut Menteri Retno, tidak mudah membebaskan WNI di Benghazi karena kawasan tersebut sedang perang. Tim pembebasan dipimpin langsung Direktur Perlindungan WNI Lalu Muhammad Iqbal.

Enam ABK yang disandera di antaranya Rony William yang berasal dari Jakarta, Waskita yang berasal dari Tegal serta Joko Riadi yang berasal dari Blitar, Jawa Timur. (AA)

KEYWORD :

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi Sandera WNI




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :