Hana Madness dan karyanya berjudul “Beautiful Chaos†pada Konser Resital Piano (Foto: Instagram)
Jakarta - Peringati World Bipolar Day yang jatuh pada hari ini (31/3) edukasi mengenai bipolar kian gencar disuarakan. Dukungan keluarga dan lingkungan sangat berarti bagi orang dengan Gangguan Bipolar (GB) terutama saat mengalami episode manik atau depresi.
Kesendirian yang dirasakan ceneung menimbulkan efek ngatif bahkan apat mnimbulkan perasaan hendak bunuh diri. Perasaan sendiri dan tidak mendapat dukungan dari sekitar dapat menyebabkan minor emotional injuries. Perasaan itulah yang dialami oleh seniman Hana Alfikih atau yang dikenal dengan Hana Madness."Sejak masih TK saya mulai merasakan ada yang aneh dengan diri saya, contohnya saya sering berhalusinasi. Perjalanan hidup saya up dan down, sering merasa depresi dan di saat lain saya ingin berontak," ujarnya saat ditemui di acara World Bipolar Day di Jakarta , Selasa (20/3)."Memasuki masa SMA, saya merasa tidak nyaman di rumah, namun di luar rumah pun saya merasa tersiksa," ungkapnya lirih.
Tahun 2010, Hana didiagnosa Gangguan Bipolar. Hana merasa berada dalam titik terendah saat kondisi depresi menyerangnya. Saat itu ia tak punya pilihan lain selain menerima kondisinya dan mencoba berdamai dengan GB.Hana Madness Seniman Gangguan Bipolar