Rabu, 24/04/2024 22:11 WIB

Peneliti Rilis Perbudakan Seks Korea Selama Perang Dunia II

Rekaman yang ditemukan ditemukan di Arsip Nasional Amerika Serikat dan Administrasi rekaman oleh para periset, menunjukkan seorang tentara China memeriksa mayat di dalam lubang dalam satu adegan

Screenshot rekaman video pria dilubang yang dipenuhi mayat gadis Korea

Jakarta - Selasa (27/2) Pemerintah Metropolitan Seoul dan Pusat Hak Asasi Manusia Universitas Nasional Seoul merilis cuplikan pembantaian budak Korea Korea tahun 1944 oleh Jepang di China selama Perang Dunia II.

Rekaman yang ditemukan ditemukan di Arsip Nasional Amerika Serikat dan Administrasi rekaman oleh para periset, menunjukkan seorang tentara China memeriksa mayat di dalam lubang dalam satu adegan. Rekaman kedua menunjukkan tentara yang sama mengeluarkan kaus kaki dari salah satu mayat di pit. Dalam klip ketiga, asap terlihat berasal dari lubang tubuh yang berbeda.

Selama penyelidikan rekaman tersebut, tim peneliti gabungan menyebut remakan bertanggal 15 September 1944 oleh seorang prajurit Sekutu adalah Baldwin. Rekaman itu difilmkan di Tengchong, kota yang terletak di provinsi Yunnan China.

Meskipun pemerintah Jepang menolak bertanggung jawab atas perbudakan seks gadis Korea, para periset menyatakan, rekaman tersebut membuktikan pemerintah memainkan peran dalam masalah tersebut.

"Pada saat pemerintah Jepang menolak keberadaan budak seks dan pembantaian mereka. Namun temuan ini membuka mata kita," kata Kang Sung-hyun, salah satu peneliti yang terlibat dalam penyelidikan tersebut.

Tim tersebut juga mengungkapkan sebuah dokumen sekutu yang menjelaskan pembunuhan budak seks Korea oleh pasukan Jepang. Laporan tersebut menyatakan, "Malam ke-13 (13 September 1944), Jepang menembak 30 gadis Korea di kota ini."

Sementara jumlah pasti tidak diketahui, pejabat memperkirakan, sekitar 200.000 wanita, kebanyakan orang Korea, dipaksa bekerja di rumah pelacuran di seluruh Kekaisaran Jepang, termasuk di China yang diduduki, untuk tentara Jepang.

Namun, menurut pemerintah Jepang, perempuan tersebut melakukan pekerjaan seks secara sukarela untuk menghasilkan uang dari tentara dan tidak pernah dipaksa melakukan perdagangan oleh pejabat pemerintah.

"Kami tahu betul bahwa kita seharusnya tidak mengulangi sejarah tragis ini" ujar walikota Seoul, Park Won-segera.

"Kota ini akan terus mendukung proyek yang akan membantu orang mengingat sejarah," sambungnya

Rekaman tersebut merupakan temuan terbaru dari tim peneliti setelah rekaman yang mereka rilis pada bulan Juli 2017 yang menunjukkan budak seks Korea ditempatkan di sebuah rumah pelacuran militer Jepang di Songshan, China.

Proyek penelitian yang dimulai pada 2016, lahir dari perselisihan yang telah berlangsung lama antara Seoul dan Tokyo mengenai perbudakan seksual masa perang Jepang, kata Kang.

KEYWORD :

Korea Utara Jepang Seks




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :