Fayakhun Sebut Akun WhatsApp Miliknya Dihack

Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Fayakhun Andriadi membantah menerima uang terkait proyek satelit pemantau di Bakamla. Politikus Golkar itu juga membantah meminta uang USD300 ribu untuk petinggi Golkar.

Demikian diterungkap saat Fayakhun  bersaksi dalam persidangan terdakwa Nofel Hasan, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu, (31/1/2018). Bantahan itu disampaikan Fayakun setelah sebelumnya jaksa penuntut umum pada KPKmenampilkan tangkapan layar percakapan antara Fayakhun dengan pengusaha Erwin Arief.

‎Dalam bukti yang ditampilkan jaksa, Erwin dan Fayakhun sedang membicarakan permintaan uang USD300 ribu untuk petinggi Golkar. Selain itu, percakapan yang ditampilkan jaksa menunjukkan Fayakhun mengatur agar penyerahan uang dilakukan melalui transfer ke luar negeri.

"Saya tidak tau, saya tidak tahu rekening begini," kata Fayakhun saat bersaksi.

Fayakhun lantas menyebut ‎akun dalam aplikasi WhatsApp miliknya dibajak oleh seseorang. "Saya tidak pernah menulis pesan-pesan itu. Kalau saya lihat itu copy paste bukan data natural. Saya juga tidak pernah minta uang" ungkap Fayakhun.

Setidaknya ada beberapa percakapan yang ditampilkan jaksa KPK. Namun, Jaksa mengakui bahwa data percakapan antara Fayakhun dan Erwin yang tampilkan di persidangan merupakan data saduran dari Adami berdasarkan kiriman dari Erwin. Pun demikian, Fayakhun membantahnya.

"Saya tidak pernah kirim pesan rinci seperti ini. Apalagi itu, panggilan Erwin `bro`. Saya panggil Erwin pakai `Win`," ditambahkan Fayakhun.

Kajahatan dunia maya itu sudah dilaporkan Fayakhun ke kepolisian. Dia meminta agar hal itu diusut. "Saya pernah melaporkan ke Polri mengenai adanya hacking account BBM dan WA saya. Ada keluhan dari teman-teman saya, mereka dapat pesan dari saya yang intinya minta uang," tandas Fayakun.

KEYWORD :

Fayakhun Andriadi KPK

Kejagung Periksa Dua Pejabat PT Timah Terkait Korupsi

KPK Sebut Biaya Distribusi APD di Kemenkes Melebihi Batas Standar

Gugatan Ditolak MK, Anies: Beri Kami Waktu

Kasus Eddy Hiariej Mandek, ICW Desak KPK Evaluasi Pejabatnya

Bank Indonesia Naikkan Suku Bunga Acuan 6,25 Persen

Dissenting Opinion, MK Nyatakan Pemilu Ulang Sejumlah Daerah

MK Tak Temukan Korelasi Bansos dengan Kenaikan Suara di Pilpres 2024

Kementan Latih Petani Muda Asean Produksi Kelapa Sawit Berkelanjutan