Sabtu, 20/04/2024 03:33 WIB

Gizi Buruk di Papua, Fadli Sebut Pemerintah Lalai

Pemerintahan Presiden Jokowi dinilai lalai terhadap pembangunan sumber daya manusia (SDM). Hal itu menyikapi puluhan ribu anak-anak di Kabupaten Asmat, Papua yang terjangkit gizi buruk dan campak.

Wakil Ketua DPR, Fadli Zon

Jakarta - Pemerintahan Presiden Jokowi dinilai lalai terhadap pembangunan sumber daya manusia (SDM). Hal itu menyikapi puluhan ribu anak-anak di Kabupaten Asmat, Papua yang terjangkit gizi buruk dan campak.

Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan, kejadian luar biasa (KLB) gizi buruk dan campak yang melanda anak-anak di Papua seharusnya dijadikan bahan koreksi serius terhadap pendekatan pembangunan yang dilakukan pemerintah selama ini.

"Kasus KLB gizi buruk dan campak yang terjadi di Kabupaten Asmat, yang telah merenggut korban jiwa 70 anak, seharusnya bisa diantisipasi pemerintah," kata Fadli, melalui rilisnya, Jakarta, Jumat (26/1).

Apalagi, kata Fadli, pemerintah sendiri yang menyampaikan gejala KLB ini sebenarnya telah berlangsung sejak September 2017. Menurutnya, pemerintah terlalu mementingkan pembangunan fisik dan lalai membangun sumber daya manusia di Papua.

"Sejak pertengahan tahun lalu kita sebenarnya telah disuguhi data tingginya gizi buruk kronis yang menjangkiti 27,5 persen atau sekitar 6,5 juta anak Indonesia," terangnya.

Bukan hanya di Asmat, lanjut Fadli, angka gizi buruk di Pulau Jawa juga masih tinggi. Di tengah pembangunan infrastruktur yang jor-joran, tingginya angka gizi buruk ini seharusnya jadi bahan evaluasi serius bagi pemerintah

"Gizi buruk ini kenyataan di depan mata, sementara kebutuhan infrastruktur itu sifatnya  jangka panjang. Pemerintah seharusnya segera ubah haluan prioritas pembangunan," tegasnya.

Diketahui, puluhan ribu anak di Kabupaten Asmat, Papua terdampak gizi buruk dan campak. Hingga saat ini dikabarkan sudah ratusan anak yang meninggal dunia akibat gizi buruk dan campak tersebut.

KEYWORD :

Gizi Buruk Papua Presiden Jokowi Fadli Zon




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :