Kamis, 18/04/2024 11:41 WIB

Remaja LGBT Berisiko Tinggi Bunuh Diri

Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari survei kesehatan pemerintah federal terhadap lebih dari 15.600 siswa sekolah

Ilustrasi Anak Kecil

Jakarta - Sebuah penelitian yang dilakukan State University menyebutkan, remaja yang lesbian, gay, biseksual atau LGBT, memiliki risiko perilaku bunuh diri yang jauh lebih tinggi daripada remaja lainnya, sebuah penelitian baru menemukan.

Hampir 40 persen remaja LGBT mengatakan kepada para periset bahwa mereka telah secara serius mempertimbangkan untuk bunuh diri pada tahun lalu. Selain itu, 35 persen telah merencanakan bunuh diri dan 25 persen telah mencoba bunuh diri.

Sebagai perbandingan, 15 persen remaja heteroseksual secara serius mempertimbangkan bunuh diri, 12 persen telah merencanakannya dan 6 persen telah mencobanya, kata periset tersebut.

"Ada beberapa indikasi bahwa pemuda LGBT menghadapi peningkatan risiko bunuh diri, namun banyak yang percaya juri masih berada di luar," kata rekan penulis studi John Ayers dalam sebuah rilis berita dari San Diego State University.

"Studi kami menghasilkan sebuah keputusan yang jelas: Pemuda LGBT menghadapi risiko bunuh diri yang sangat tinggi," kata Ayers, seorang profesor riset asosiasi dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari survei kesehatan pemerintah federal terhadap lebih dari 15.600 siswa sekolah menengah Amerika Serikat.

Para peneliti menentukan bahwa remaja LGBT 245 kali lebih mungkin untuk mempertimbangkan bunuh diri, hampir 36 kali lebih mungkin merencanakan bunuh diri dan sekitar 34 kali lebih mungkin untuk mencoba bunuh diri daripada remaja heteroseksual.

Untuk membandingkan remaja LGBT dan heteroseksual, para peneliti menyesuaikan data untuk memperhitungkan perbedaan usia, jenis kelamin, ras, nilai akademis dan kemampuan bahasa Inggris.

Analisis lebih lanjut mengungkapkan bahwa risiko perilaku bunuh diri sangat tinggi di kalangan biseksual. Di antara mereka, 39 persen telah serius mempertimbangkan bunuh diri, dibandingkan dengan 10 persen anak laki-laki heteroseksual.

Setiap tindakan yang mungkin harus dilakukan untuk membantu pemuda LGBT, rekan penulis studi Dr. Davey Smith, seorang peneliti dokter di Fakultas Kedokteran Universitas dan seorang advokat untuk pasien minoritas seksual.

"Orang tua, guru, pengasuh, dan advokat perlu waspada," katanya. "Jika pemuda menunjukkan tanda-tanda risiko bunuh diri, mereka harus mencari bantuan yang mendukung dari para profesional."

Smith juga mengatakan bahwa peneliti harus berbuat lebih banyak untuk mengatasi potensi penyebab bunuh diri di kalangan pemuda LGBT, seperti stigma.

KEYWORD :

Penelitian LGBT Bunuh Diri




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :