Warga saudi menyaksikan komposer Yanni tampil di Putri Nourah binti Abdulrahman University di Riyadh, Arab Saudi, 3 Desember 2017 (Reuters / Faisal Al Nasser)
Dubai - Pemerintah Arab Saudi pada Senin (11/12) mengizinkan bioskop publik kembali beroperasi di kerajaan konservatif untuk pertama kalinya setelah lebih dari 35 tahun. Bioskop kembali akan dibuka Maret mendatang.
Bioskop dilarang pada awal1980-an di bawah tekanan dari kaum Islamis. Arab Saudi dikenal memiliki aturan yang ketat dalam menjalankan syariat Islam, termasuk melarang hiburan publik dan berbagai bentuk pencampuran antara pria dan wanita.
Di bawah reformasi yang dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang berusia 32 tahun, pemerintah mengurangi banyak pembatasan tersebut. Ia berencana untuk mencabut larangan mengemudi perempuan tahun depan.
Minyak yang merupakan penghasil terbesar Arab Saudi terjun payung akibat harganya yang terlalu rendah. Hal itulah yang mendorong untuk mendapat keuntungan dari pertumbuhan industri hiburan.
"Membuka bioskop akan menjadi penggerak bagi pertumbuhan ekonomi dan diversifikasi," kata Menteri Kebudayaan dan Informasi Awwad bin Saleh Alawwad.
"Dengan mengembangkan sektor budaya yang lebih luas, kita akan menciptakan kesempatan kerja dan pelatihan baru, serta memperkaya pilihan hiburan Kerajaan," sambunya, dilansir Reuters, Senin (11/12)
Menurut pernyataan pemerintah, pada 2030, Arab Saudi diperkirakan akan membuka lebih dari 300 bioskop dengan lebih dari 2.000 layar. Ia meramalkan industri bioskop akan menyumbang lebih dari 90 miliar riyal (USD24 miliar) atau sekitar Rp325 triliun untuk ekonomi dan menciptakan 30.000 pekerjaan permanen pada 2030.
Menurut sumber industri, operator rantai bioskop regional sudah dipercaya masuk ke Arab Saudi. Komisi yang diketuai oleh Alawwad akan mengumumkan rincian perizinan dan peraturan selama beberapa minggu ke depan.
KEYWORD :Bioskop Arab Saudi Ekonomi
