Sabtu, 20/04/2024 15:48 WIB

Kabiro Humas MPR: Sosialisasi Juga Bisa Lewat Puisi

Sosialisasi Empat Pilar MPR kerja sama antara Perpustakaan MPR dengan Penerbit Kakilangit Kencana di gedung perpustakaan MPR, Senayan, Jakarta, Rabu (20/9/2017)

Kepala Biro Humas MPR

Jakarta - Kepala Biro Humas MPR Siti Fauziah menjelaskan salah satu tugas MPR adalah melakukan sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Menurutnya, metode sosialisasi dengan beragam acara yang rutin sebagaimana dilakukan di Perpustakaan MPR dalam bentuk sosialisasi Empat Pilar MPR melalui puisi.

"Sosialisasi juga bisa (dilakukan) lewat puisi," ujar Siti di acara Sosialisasi Empat Pilar MPR kerja sama antara Perpustakaan MPR dengan Penerbit Kakilangit Kencana di gedung perpustakaan MPR, Senayan, Jakarta, Rabu (20/9/2017).

Pada acara tersebut, hadir juga anggota MPR dari Fraksi Partai Gerindra Muhammad Syafii, anggota MPR dari Fraksi Nasdem Akbar Faizal, dan penulis Noorca M. Massardi, Rayni N. Massardi, dan Jodhi Yudhono, yang buku-buku mereka, "Hai Aku", "Daun Itu Mati", serta "Paijo dan Paijah", hari itu dibedah.

Di hadapan para peserta bedah buku, Siti Fauziah mengatakan Perpustakaan MPR terbuka untuk umum. Dirinya mengharap semua kegiatan yang digelar di perpustakaan bisa memberi manfaat kepada masyarakat.

Menanggapi acara yang demikian, Akbar Faizal mengapresiasi kemasan acara yang digelar. Ia mengatakan acara seperti itu diharapkan lebih sering diadakan.

Ia menambahkan gedung parlemen harus diisi dengan kegiatan-kegiatan kebudayaan. Ia membandingkan gedung parlemen di Inggris dijaga seperti dahulu sehingga anggota parlemen di sana dalam bertutur kata menjujung tinggi kebudayaan.

“Untuk itu sering bikin acara, kalau perlu ada teater terbuka,” paparnya.

Kehadiran dua anggota MPR dalam acara itu juga untuk membacakan puisi. Sebelum membaca puisi, Muhammad Syafii mengatakan dirinya biasa didapuk membaca doa.

”sekarang malah disuruh membaca puisi. Jadi harap maklum bila puisi saya nanti seperti membaca doa,” tutur Syafiie sambil tersenyum.

Muhammad Syafii mengapresiasi acara tersebut. Ia juga bercerita dirinya mempunyai perpustakan pribadi.

“Koleksi buku yang ada di antaranya karangan Rayni N. Massardi,” ungkapnya.

Dalam bedah buku dikupas antologi cerpen "Daun Itu Mati" karya Rayni N. Massardi. Buku tersebut merupakan "graphic short stories" mengisahkan 7 cerita pendek dan 20 puisi di mana seluruh kisahnya memiliki benang merah perihal perjuangan manusia mengatasi ketakberdayaannya di tengah gempuran kekerasan hidup yang datang bergelombang. Hampir semua cerpen bernada gelap, menuturkan renungan terdalam batin manusia yang terpinggirkan. Buku ini dimaknai gambar-gambar atau ilustrasi karya Christyan A.S.

Sedang "Paijo dan Paijah" mengisahkan tentang keluarga urban yang datang dari Surabaya dan mencari penghidupan yang lebih baik di Jakarta. Pergumulan pantang menyerah dari sebuah keluarga kecil: bapak, ibu, dan anak semata wayang mereka.

Sementara, buku "Hai Aku" merupakan karya kedua Noorca M. Massardi. Hadir dalam puisi ini adalah waktu yang bersandar pada Senin hingga Minggu. Pilihan hari sebagai penanda "Hai Aku" tidak semata merujuk pada momen puisi alit itu diciptakan, melainkan juga menggambarkan pengalaman sang aku, lirik terkait peristiwa keseharian yang dialami sekaligus mengajak pembaca membangun asosiasi, segugusan citraan, cermin penghayatan sang creator pada kejadian terpilih.

Diketahui, ruang Presentasi Perpustakaan MPR yang menjadi tempat acara tampak terisi penuh. Bahkan beberapa pegawai menambah kursi untuk tamu undangan yang tidak kebagian tempat duduk. Sebab acara yang digelar cukup menarik perhatian dengan tema "Bincang dan Berbagi, Buku dan Musik", sebuah acara rutin "Wakil Rakyat Bicara Buku".

Sehingga, banyak para budayawan, sastrawan, dan peminat sastra dan budaya yang hadir.

KEYWORD :

Warta MPR Siti Fauziah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :