Minggu, 20/07/2025 01:15 WIB

Fast Food Bisa Bikin Otak Lemot, Ini Alasannya

Di balik kelezatan makanan cepat saji, tersimpan dampak yang jarang disadari terutama pada fungsi otak manusia

Ilustrasi - makanan cepat saji (Foto:Shutterstock)

Jakarta, Jurnas.com - Di balik kelezatan makanan cepat saji, tersimpan dampak yang jarang disadari, yaitu pengaruhnya terhadap fungsi otak, khususnya kemampuan spasial.

Studi terbaru yang dipublikasikan di Frontiers in Psychology yang dikutip pada Sabtu (19/7), mengungkap bahwa pola makan tinggi lemak jenuh dan gula, seperti yang banyak ditemukan pada fast food, dapat mengganggu kemampuan otak dalam memproses dan memahami ruang.

Kemampuan spasial berkaitan erat dengan orientasi, navigasi, serta mengenali jarak dan bentuk, hal-hal penting dalam aktivitas sehari-hari, mulai dari mengingat lokasi hingga menyusun rencana.

Para peneliti menemukan bahwa konsumsi berlebihan makanan cepat saji memengaruhi area hippocampus, bagian otak yang berperan utama dalam ingatan dan fungsi spasial.

Penumpukan lemak jenuh dan gula tak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tapi juga memicu peradangan dan stres oksidatif di otak.

Efeknya, kemampuan berpikir jadi lebih lambat, kesulitan memproses informasi visual, bahkan berisiko mengalami gangguan kognitif dalam jangka panjang.

Para ahli menyarankan untuk membatasi konsumsi makanan cepat saji dan memperbanyak asupan makanan bergizi seperti sayuran, buah, kacang-kacangan, dan ikan.

Bukan hanya untuk tubuh yang sehat, tapi juga demi menjaga otak tetap tajam dan berfungsi optimal setiap hari.

KEYWORD :

Otak manusia fungsi makanan cepat saji




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :