Selasa, 24/06/2025 05:30 WIB

Sampai Kapan Takbiran Iduladha 2025 Boleh Dikumandangkan? Simak Penjelasannya

Sampai Kapan Takbiran Iduladha 2025 Boleh Dikumandangkan? Simak Penjelasan hingga Hukumnnya

Ilustrasi - Sampai Kapan Takbiran Iduladha 2025 Boleh Dikumandangkan? Simak Penjelasan hingga Hukumnnya (Foto: Pranala)

Jakarta, Jurnas.com - Takbir Iduladha merupakan bagian penting dari gema spiritual Hari Raya Kurban yang dinantikan umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Lantunan takbir yang mengagungkan asma Allah ini bukan sekadar tradisi, melainkan ibadah yang memiliki dasar syariat kuat dan waktu tertentu dalam pelaksanaannya.

Diketahui, pada tahun ini, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama RI telah menyatakan bahwa 1 Dzulhijjah 1446 H jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025. Dengan demikian, Iduladha (10 Dzulhijjah) jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025. Hari-hari tasyrik berlangsung hingga Senin, 9 Juni 2025.

Lantas kapan takbir Iduladha bisa dimulai dan berakhir? Bagaimana keutamaannya? Berikut adalah ulasannya yang dikutip dari berbagai sumber.

Waktu Takbiran Iduladha 1446 H

Dikutip dari laman Nahdlatul Ulama, takbir Iduladha dianjurkan untuk dilafalkan mulai dari Subuh 9 Dzulhijjah (hari Arafah) hingga Ashar 13 Dzulhijjah (akhir hari Tasyrik atau beberpa hari pasca Hari Raya Iduladha). Di tahun 1446 Hijriah ini, waktu tersebut bertepatan dengan Kamis, 5 Juni 2025 – Senin, 9 Juni 2025

Dengan kata lain, umat Islam masih bisa atau disunnahkan untuk melafalkan takbir hingga habis Ashar atau menjelang Maghrib pada 13 Dzulhijjah 1446 H/9 Juni 2025 M. Selain itu, dalam rentan waktu tersebut, umat Islam juga masih diperbolehkan untuk berkurban. 

Takbir: Ibadah Sunnah yang Penuh Pahala

Melafalkan takbir termasuk amalan yang sangat dianjurkan (sunnah muakkadah) pada momentum Iduladha. Selain menandai hari besar Islam, takbir juga menjadi simbol keagungan dan tauhid kepada Allah SWT.

Menurut ulama Syafi’iyah, takbir dalam momentum Id terbagi menjadi dua jenis:

  1. Takbir Mursal
    Dibaca kapan pun, di mana pun sejak malam Iduladha hingga imam mengangkat takbiratul ihram untuk shalat Id. Takbir ini bersifat umum dan bebas.

  2. Takbir Muqayyad
    Dibaca setelah setiap shalat fardhu sejak Subuh 9 Dzulhijjah hingga Ashar 13 Dzulhijjah. Ini yang menjadi ciri khas semarak hari-hari Tasyrik.

Syekh Abu Abdillah Muhammad ibn Qasim as-Syafi`i dalam Fathul Qarib dan Syekh Ibrahim al-Bajuri menegaskan bahwa pada Iduladha, kedua jenis takbir ini bersatu dalam pelaksanaannya.

Lafal Takbir Iduladha: Ada Beberapa Versi

Takbir tidak hanya satu versi. Dalam Islam, ada beberapa bentuk bacaan yang disunnahkan, semuanya sah dan memiliki dasar dari para ulama dan hadits. Berikut ini tiga versi yang populer dan sering diamalkan:

1. Takbir Tiga Kali (Versi Sederhana)

اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ
Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar.
Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.

2. Takbir Umum di Masyarakat

اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، لَا إلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ، وَاللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar, Lā ilāha illallāh, wallāhu akbar, Allāhu akbar wa lillāhil ḥamd.
Artinya: Allah Maha Besar… Tiada Tuhan selain Allah… Segala puji bagi-Nya.

3. Takbir Lengkap dengan Zikir (Hadits Muslim)

Lafal Ketiga (dengan zikir tambahan)

اللّٰهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا
لَا إلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
لَا إلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ
لَا إلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَاللّٰهُ أَكْبَرُ

Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subḥānallāhi bukratan wa aṣīlā. Lā ilāha illallāhu wa lā na‘budu illā iyyāhu mukhliṣīna lahud dīna wa law karihal kāfirūn. Lā ilāha illallāhu waḥdah, ṣadaqa wa‘dah, wa naṣara ‘abdah, wa hazamal aḥzāba waḥdah. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar.
Artinya: Allah Maha Besar. Segala puji yang banyak bagi Allah. Maha Suci Allah pagi dan petang. Tiada Tuhan selain Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya dengan memurnikan agama walau dibenci orang kafir. Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, yang menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya, dan menghancurkan musuh sendirian. Tiada Tuhan selain Allah. Allah Maha Besar.
(Bacaan lengkap mencakup dzikir tambahan, sebagaimana dikumandangkan Nabi di Bukit Shafa).

Versi ini lebih panjang, namun sangat dianjurkan bagi yang ingin lebih menghayati momen Iduladha secara spiritual. (*)

Wallohu`alam

KEYWORD :

Takbiran Iduladha Lafal takbir Hari Tasyrik Hari Raya Kurban




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :