Selasa, 17/06/2025 23:24 WIB

Misteri Kucing Oranye Terpecahkan, Ilmuwan Temukan Gen Pemicu Warna Jingga

peneliti dari Stanford Medicine di Amerika Serikat dan Kyushu University di Jepang akhirnya berhasil menemukan gen unik pemicu warna pada kucing oranye

Kucing Oranye (Foto: Pexels/Willian Santos)

Jakarta, Jurnas.com - Kucing oranyeikon dari karakter Garfield hingga penghuni setia beranda rumah—selalu menarik perhatian. Namun di balik pesona bulu jingganya, warna oranye ini menyimpan misteri genetika yang belum terpecahkan selama puluhan tahun. Kini, peneliti dari Stanford Medicine di Amerika Serikat dan Kyushu University di Jepang akhirnya berhasil menemukan jawabannya.

Gen Unilk Bernama Arhgap36

Dalam studi genetika berskala besar, para peneliti mengidentifikasi sebuah gen unik bernama Arhgap36 sebagai kunci di balik warna oranye pada kucing domestik. Gen ini menunjukkan aktivitas abnormal dalam sel pigmen kucing oranye, memicu produksi warna jingga yang khas.

Biasanya, Arhgap36 hanya aktif dalam jaringan saraf dan beberapa jenis sel kanker. Namun, dalam kucing oranye, gen ini secara tidak biasa aktif dalam sel pigmen kulit. Akibatnya, sel-sel ini menghasilkan pigmen jingga secara dominan, menciptakan warna bulu khas yang menjadi ciri kucing oranye.

Christopher Kaelin, ilmuwan genetika dari Stanford yang memimpin penelitian ini, menjelaskan bahwa mutasi ini benar-benar mengubah perilaku sel pigmen. Gen tersebut tidak aktif dalam kucing biasa, namun menjadi sangat aktif dalam kucing oranye, seperti seekor anak kucing yang tak henti mengeong minta makan. Penemuan ini membuka pemahaman baru tentang bagaimana warna bulu bisa terbentuk dari aktivasi genetik yang tidak biasa.

Warna Oranye dan Kromosom X

Penemuan ini memperkuat pemahaman sebelumnya bahwa warna oranye terkait erat dengan kromosom X. Karena kucing jantan hanya memiliki satu kromosom X, satu salinan gen cukup untuk menghasilkan warna oranye penuh. Sementara betina, yang memiliki dua X, harus mewarisi gen oranye dari kedua orang tuanya agar tampil oranye sepenuhnya.

Jika hanya satu X yang membawa gen oranye, betina akan menunjukkan pola calico atau tortoiseshellkombinasi unik antara oranye, hitam, dan putih—karena mekanisme inaktivasi acak kromosom X di setiap sel kulit.

Tak hanya Stanford, tim di Kyushu University yang dipimpin Prof. Hiroyuki Sasaki juga sampai pada temuan serupa. Mereka memeriksa DNA dari hampir 70 kucing, dan consistently menemukan mutasi gen Arhgap36 hanya pada kucing berwarna oranye. Konsistensi hasil ini memperkuat keyakinan bahwa gen tersebut memang menjadi penentu utama warna jingga pada kucing domestik.

Jejak Gen Oranye Sejak Zaman Kuno

Sejarah panjang kucing oranye juga menarik untuk ditelusuri. Menurut Kaelin, mutasi pada Arhgap36 kemungkinan besar muncul pada masa awal domestikasi kucing. Lukisan abad pertengahan yang menggambarkan kucing calico menunjukkan bahwa gen ini telah menyebar sejak ratusan tahun lalu. Sasaki bahkan berencana meneliti mumi kucing dari Mesir kuno untuk mengetahui sejak kapan gen ini muncul dan bagaimana penyebarannya terjadi secara evolusioner.

Apakah Warna Berpengaruh pada Kepribadian?

Penemuan gen ini tidak hanya penting untuk memahami warna bulu. Para peneliti kini juga bertanya-tanya apakah gen Arhgap36 bisa memengaruhi aspek lain dalam tubuh kucing, termasuk perilaku dan kesehatan. Gen ini diketahui berperan dalam perkembangan saraf dan mungkin juga berpengaruh pada hormon.

Banyak pemilik kucing percaya bahwa kucing oranye memiliki kepribadian lebih ramah, berani, atau bahkan “cerewet”—meskipun belum ada bukti ilmiah yang mendukung hal ini. Sasaki menyatakan keingintahuan untuk mengeksplorasi kemungkinan hubungan antara warna bulu dan perilaku melalui studi lanjutan.

Awal dari Penemuan yang Lebih Besar

Meskipun teka-teki warna oranye kini mulai terpecahkan, para ilmuwan belum berhenti sampai di sini. Sasaki dan Kaelin kini berencana mengamati efek mutasi gen ini secara langsung di kultur sel kucing, serta memetakan jalur molekuler yang menghubungkan Arhgap36 dengan produksi pigmen. Penelitian lanjutan ini diharapkan bisa memberikan wawasan lebih luas, tidak hanya tentang genetika kucing, tetapi juga tentang bagaimana mutasi kecil dalam DNA dapat berdampak besar pada makhluk hidup—termasuk kemungkinan kaitannya dengan penyakit kulit atau kanker, baik pada kucing maupun manusia.

Penemuan Arhgap36 sebagai gen pemicu warna oranye pada kucing dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Current Biology, menandai sebuah tonggak penting dalam riset genetika hewan domestik. Dari lukisan kuno hingga laboratorium genetika modern, warna bulu kucing kini tidak lagi sekadar misteri estetika, melainkan bagian dari cerita besar tentang evolusi, mutasi, dan keajaiban biologi. (*)

Sumber: earth.com

KEYWORD :

Kucing oranye Genetika kucing Warna bulu kucing Arhgap36




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :