Ilustrasi orang yang sedang sakit batuk (Foto: iStock/Prostock-Studio)
Jakarta, Jurnas.com - Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi menular yang masih menjadi masalah kesehatan global. Penyakit ini disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru. Meski dapat disembuhkan, penyebaran TBC masih cukup tinggi di banyak negara.
Penularan TBC utamanya terjadi melalui udara. Ketika penderita batuk, bersin, atau bahkan berbicara, bakteri dapat keluar dalam bentuk partikel mikroskopis. Partikel inilah yang kemudian terhirup oleh orang lain.
Droplet TBC sangat kecil dan bisa bertahan lama di udara, terutama dalam ruang tertutup. Inilah yang membuat TBC termasuk penyakit dengan tingkat penularan tinggi. Ventilasi buruk menjadi faktor risiko yang sangat menentukan.
Berbeda dengan penyakit yang menyebar melalui droplet besar seperti flu, partikel TBC dapat bertahan melayang di udara. Semakin lama seseorang berada dekat penderita di ruangan tertutup, semakin besar risiko terpapar. Inilah alasan TBC mudah menular pada lingkungan padat penduduk.
Aktivitas seperti batuk dan bersin mempercepat penyebaran bakteri. Namun berbicara keras atau tertawa pun dapat melepaskan partikel infeksi. Karena itu, pencegahan tidak hanya fokus pada fase batuk berat saja.
Lingkungan yang lembap, penuh polusi, dan minim cahaya matahari juga dapat memperburuk kualitas udara. Bakteri TBC lebih mudah bertahan dalam kondisi tersebut. Kebiasaan menutup ruangan tanpa ventilasi menjadi faktor yang sering diabaikan.
Meskipun sangat menular, TBC tidak menyebar melalui sentuhan, makanan, atau berbagi peralatan makan. Banyak orang masih salah persepsi mengenai hal ini. Edukasi yang tepat diperlukan agar masyarakat memahami metode penularan yang sebenarnya.
Kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan imunitas rendah memiliki risiko lebih tinggi tertular. Penderita HIV, diabetes, atau malnutrisi juga sangat rentan. Sistem kekebalan tubuh memiliki peran penting dalam melawan bakteri TBC.
Pencegahan dapat dilakukan dengan membuka ventilasi ruangan, memastikan sirkulasi udara baik, dan menggunakan masker ketika diperlukan. Pengobatan dini bagi penderita memegang peran besar dalam memutus mata rantai penularan. Semakin cepat pengobatan dilakukan, semakin kecil risiko penyebaran.
Deteksi dini melalui pemeriksaan dahak atau metode modern seperti tes molekuler juga penting. Program pemerintah dalam menyediakan fasilitas skrining massal membantu menekan kasus baru. Upaya ini tidak akan berhasil tanpa kesadaran masyarakat.
TBC memang menular, tetapi sangat mungkin dicegah dan dikendalikan. Edukasi, pencegahan lingkungan, dan kepatuhan obat adalah kunci utamanya. Dengan kombinasi strategi ini, penyebaran TBC dapat ditekan secara signifikan.
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
penularan TBC TB airborne bakteri TB TBC menular

























