Ilustrasi - Abdurrahman bin Auf, saudagar kaya raya dijanjikan masuk surga (Foto: Sindonews)
Jakarta, Jurnas.com - Abdurrahman bin Auf merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang dikenal sebagai saudagar kaya raya namun sangat dermawan.
Namanya tercatat sebagai salah satu dari sepuluh sahabat yang dijanjikan masuk surga oleh Rasulullah SAW (al-‘Asyrah al-Mubasysyirun bil Jannah).
Lahir dari suku Bani Zuhrah di Makkah sekitar sepuluh tahun setelah kelahiran Nabi, Abdurrahman bin Auf termasuk generasi awal yang memeluk Islam. Ia turut berhijrah ke Madinah dan menjadi salah satu tokoh penting dalam membangun fondasi ekonomi umat Islam.
Setibanya di Madinah, Abdurrahman sempat dipersaudarakan oleh Rasulullah dengan Sa’ad bin Rabi’. Sa’ad yang saat itu memiliki kekayaan besar menawarkan sebagian hartanya kepada Abdurrahman.
Namun dengan rendah hati, Abdurrahman menolak dan hanya meminta ditunjukkan di mana pasar berada. Dari situlah kisah suksesnya sebagai pengusaha Muslim dimulai.
Ini Gambaran Azab Munafik Menurut Riwayat Islam
Dengan kerja keras, kejujuran, dan ketekunan, Abdurrahman bin Auf berhasil menjadi saudagar yang sangat makmur. Ia berdagang dengan prinsip keberkahan dan keadilan, serta menjauhi riba dan tipu daya. Kekayaannya tidak membuatnya sombong, justru menjadi sarana untuk beramal.
Abdurrahman dikenal sering menyumbangkan hartanya dalam jumlah besar untuk perjuangan Islam. Dalam perang Tabuk, misalnya, ia menyumbangkan setengah dari seluruh hartanya untuk mendukung pasukan Muslim. Rasulullah SAW pun bersabda, “Tidak akan rugi harta Abdurrahman bin Auf meski ia menginfakkannya sebanyak apa pun.”
Tak hanya itu, ia juga rutin membantu kaum miskin, janda, dan anak yatim di Madinah. Diriwayatkan bahwa sebelum wafat, ia mewariskan sebagian besar kekayaannya untuk kesejahteraan kaum Muslimin, termasuk istri-istri Nabi Muhammad SAW.
Meski bergelimang harta, Abdurrahman tetap hidup sederhana. Ia sering menangis ketika mengingat sabda Rasulullah bahwa dirinya akan masuk surga “dengan berjalan lambat karena banyaknya harta yang harus dipertanggungjawabkan.” Ucapan itu membuatnya semakin berhati-hati dalam mengelola kekayaan.
Abdurrahman bin Auf wafat pada tahun 652 M (tahun ke-32 Hijriah) di Madinah. Ia dimakamkan di Baqi’ Al-Gharqad, dan hingga kini kisah hidupnya menjadi teladan tentang bagaimana kekayaan dunia dapat menjadi jalan menuju kebahagiaan akhirat jika digunakan dengan ikhlas dan penuh kepedulian.
KEYWORD :Info Keislaman Saudagar kaya raya Sahabat Rasulullah SAW Masuk surga









