Senin, 03/11/2025 00:51 WIB

Ini Lho Penjelasan Sains soal Emosi Saat Jatuh Cinta





Saat jatuh cinta, otak memproduksi berbagai zat kimia yang menciptakan sensasi bahagia dan euforia.

Ilustrasi mengungkap kata cinta dengan unik (Foto: Doknet)

Jakarta, Jurnas.com - Pernah merasa jantung berdebar setiap kali melihat orang yang kamu suka? Itu bukan sekadar terbawa perasaan atau “baper”, tapi hasil kerja hormon di tubuhmu.

Dikutip dari berbagai sumber, saat jatuh cinta, otak memproduksi berbagai zat kimia yang menciptakan sensasi bahagia dan euforia.

Salah satunya ialah dopamin, hormon yang membuat kita merasa senang dan bersemangat. Itulah sebabnya kamu bisa tersenyum sendiri saat melihat notifikasi darinya.

Selain dopamin, ada juga oksitosin, dikenal sebagai hormon cinta. Hormon ini membuat kamu merasa dekat dan terikat. Tak heran, pelukan atau genggaman tangan bisa terasa begitu menenangkan.

Namun, jatuh cinta juga memicu adrenalin, hormon yang menyebabkan jantung berdebar, tangan berkeringat, dan sulit fokus. Fenomena ini mirip seperti ketika kamu sedang gugup tampil di depan umum.

Sementara itu, serotonin justru menurun ketika kamu jatuh cinta. Inilah yang menyebabkan seseorang jadi mudah overthinking dan terus memikirkan pasangannya tanpa henti.

Efek hormon ini menjelaskan kenapa cinta bisa terasa seperti roller coaster. Ada euforia, tapi juga kecemasan. Tubuhmu secara harfiah sedang terbius.

Mengetahui sisi biologis cinta membantu kita memahami bahwa rasa mabuk kepayang itu wajar, tapi tidak selamanya rasional. Emosi dan logika perlu berjalan seimbang.

Jadi, saat jatuh cinta, nikmati sensasinya, tapi jangan sampai kehilangan kendali. Cinta yang sehat adalah ketika kamu tetap bisa berpikir jernih meski hati berdebar.

KEYWORD :

Penjelasan Sains soal Jatuh Cinta Hormon Cinta Dopamin dan Oksitosin




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :