Sabtu, 20/04/2024 03:42 WIB

INTERNASIONAL

Putra Osama bin Laden, Jadi Generasi Baru al Qaeda

Sebuah pesan propaganda yang menampilkan putra Osama bin Laden menjadi bukti bahwa kelompok militan tersebut berusaha meremajakan seruan globalnya dengan menggunakan generasi baru dari keluarga bin Laden.

Putra Osama bin Laden, Hamza bin Laden (L)

Jakarta - Sebuah pesan propaganda yang menampilkan putra Osama bin Laden menjadi bukti bahwa kelompok militan tersebut berusaha meremajakan seruan globalnya dengan menggunakan generasi baru dari keluarga bin Laden.

Dalam pesan audio 10 menit yang diilustrasikan dengan video tentang serangan teroris di masa lalu, Hamza bin Laden meminta pengikutnya menyerang orang-orang Yahudi, Amerika, orang Barat dan bahkan orang-orang Rusia, dalam serangan dengan gaya serigala, dengan menggunakan cara apa pun.

"Jika Anda bisa mengambil senjata api, sangat bagus, jika tidak, pilihannya banyak," kata suara tersebut, dalam sebuah video yang diperoleh oleh SITE Intelligence Group, dilansir CNN

Setelah serangkaian video beredar di dunia maya, para ahli mengatakan profil Hamza bin Laden di dalam kelompok teror bisa terus meningkat. "Ia telah mencoba untuk mengikuti ayahnya, nada ayahnya, dan juga untuk mengikuti dan mengulangi pesan dan terminologi yang digunakan oleh ayahnya di masa lalu," kata Ali Soufan, mantan agen FBI yang melacak al Qaeda.

"Hamza pada saat ini sedang dipersiapkan untuk kepemimpinan senior di Al Qaeda, untuk memainkan peran di jalan dalam memimpin organisasi, dan mungkin dalam menyatukan gerakan jihad global," ujar Ali Soufan

Dalam rekaman 2015, pemimpin Al Qaeda Ayman al-Zawahiri memperkenalkan bin Laden yang lebih muda sebagai salah satu "singa" al-Qaeda. Hamza bin Laden diyakini berusia akhir 20-an, dan sangat familiar karena sering ditampilkan dalam video propaganda memegang senapan otomatis ayahnya, membaca sebuah puisi, atau melakukan latihan militan dengan anak laki-laki lainnya

"Dia memiliki banyak karisma, dan memiliki kemampuan berbicara di usia sangat muda," kata Soufan. Ia mempelajari ideologi militan Al Qaeda di rumah tahan Iran setelah serangan teror (9/11), menurut Soufan, dan dalam satu surat kepada ayahnya, mengatakan bahwa dia "dipalsukan dari baja," dan siap untuk "berbaris dengan tentara dari Muajahadeen.

Dokumen yang ditemukan setelah serangan Amerika di kompleks Osama bin Laden di Pakistan pada tahun 2011 menunjukkan bahwa Osama bin Laden menginginkan anaknya untuk bergabung dengannya, kata seorang pejabat kontraterorisme AS. Tapi pada saat penggerebekan tersebut, keduanya tidak bersama, meskipun Hamza, saudara laki-laki, Khalid, berada di kompleks, dan dibunuh bersama dengan ayah

KEYWORD :

Al Qaeda Osama bin Laden Teroris




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :