Kamis, 25/04/2024 14:27 WIB

Jubir Menlu Iran: Penghapusan Larangan Non-Nuklir AS Tidak Mustahil

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan tugas yang sulit janji kampanye Presiden Hassan Rouhani adalah mencabut sanksi non nuklir yang sebagian besar ditekan Amerika Serikat. Meski begitu, ia mengatakan tidak ada yang mustahil bila menyangkut diplomasi

Juru Bicara Menteri Luar Negeri Iran (Menlu Ir), Bahram Qasemi (Foto: Pars Today)

Jakarta - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan tugas yang sulit janji kampanye Presiden Hassan Rouhani adalah mencabut sanksi non nuklir yang sebagian besar diadukan oleh Amerika Serikat. Meski begitu, ia mengatakan tidak ada yang mustahil bila menyangkut diplomasi.

"Tentu saja, pihak lain juga harus menunjukkan niat baik dan keadilan, jadi kita bisa mengatasi masalah lain, seperti yang kita lakukan sebelumnya," kata Bahram Qasemi pada briefing pers reguler pada Senin (15/5) menurut laporan IRNA dilansir Finacial Tribune

Rouhani, yang sedang berjuan untuk masa jabatan empat tahun keduanya dalam pemilihan 19 Mei, berjanji pada Jumat lalu dalam debat capres ketiga dan terakhirnya, bahwa ia akan berusaha agar semua sanksi anti-Iran dihapus.

"Setelah pencabutan sanksi nuklir dalam empat tahun terakhir, saya siap untuk memiliki sanksi lain yang dihapus dan mengembalikan martabat bagi rakyat Iran dan kepentingan nasional," kata Rouhani.

Rouhani menunjuk pada pencapaian tanda tangannya dalam menghapus sanksi terkait nuklir di bawah pakta nuklir 2015 Juli dengan kekuatan dunia, yang datang sebagai imbalan atas pembatasan aktivitas nuklir Teheran.

Memenuhi janji kampanye Rouhani pada 2013 untuk mencabut sanksi nuklir yang dinilai dapa menyelesaikan perselisihan 12 tahun dengan kekuatan barat yang menuding Iran memiliki rencana rahasia untuk membangun nuklir.

Meski sebagian besar sanksi di bawah pakta tersebut, sanksi nuklir non-nuklir AS masih menghambat kesepakatan perdagangan dan hubungan perbankan dengan negara-negara lain. Rouhani tidak menjelaskan pada Jumat bagaimana mewujudkan janjinya.

Melihat tuduhan AS yang dibuat untuk mempertahankan larangan menunjukkan betapa sulitnya mencabut memenuhi janji tersebut: pelanggaran hak asasi manusia, kemampuan rudal, dukungan terorisme dan dukungan untuk pemerintah Suriah, antara dalih lainnya.

Mereka juga memasukkan sanksi primer AS yang diterapkan setelah pengambilalihan kedutaan AS 1979 di Teheran. Kendala lain yang membuatnya menjadi tatanan tinggi untuk mencabut sanksi non-nuklir adalah Gedung Putih ditempati oleh seseorang yang telah menyerukan pakta nuklir "kesepakatan terburuk yang pernah dinegosiasikan", yaitu Presiden AS Donald Trump.

Trump telah bersumpah untuk mengambil garis keras di Iran daripada pendahulunya Barack Obama. Administrasi Trump telah memberlakukan sanksi baru terhadap lusinan individu dan entitas yang terkait dengan program rudal balistik Iran.

KEYWORD :

Nuklir Iran Amerika Serikat Kesepakatan Nuklir




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :