Selasa, 23/04/2024 16:07 WIB

Pasti Bung Karno Menangis di Dalam Kubur

Vonis terhadap terdakwa penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi perhatian sejumlah pihak, tak kecuali asing.

Soekarno

Jakarta - Vonis terhadap terdakwa penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi perhatian sejumlah pihak, tak kecuali asing. Bahkan, pertentangan atas perbedaan menjadi sebuah keniscayaan yang bisa mengakibatkan perpecahan sesama bangsa.

Pakar hukum Prof. Romli Atmasasmita‏ mengatakan, dengan adanya desakan dan intervensi asing atas kasus Ahok sebagai bentuk keprihatinan yang mesti diwaspadai. Mengingat, sejak Konferensi Asia Afrika (KAA) pada tahun 1955, Indonesia sudah dikenal anti kolonialisme.

"Sejak konpr AA thn 1955 Indonesia dikenal dgn tokoh anti kolonialisme justru anak cucunya ada yg kolaborasi dgn mantan penjajah tragis!," kata Romli, seperti dilansir dari akun twitternya di @rajasundawiwaha, Jumat (12/5).

Hal itu menanggapi permintaan Parlemen Belanda yang mendesak pemerintah Indonesia agar membebaskan Ahok yang dijatuhi hukuman dua tahun penjara dalam kasus penistaan agama.

Melihat situasi dan kondisi saat ini, kata Romli, tentu tokoh proklamator Soekarno yang juga sebagai presiden pertama Indonesia akan menangis.

"Pasti Bung Karno menangis di dalam kuburnya," tegasnya.

Romli menegaskan, WNI yang meminta bantuan asing untuk urusan dalam negeri, apalagi menyangkut hukum di tanah air adalah penghianat bangsa yang bermental inlander.

"Jika masih ada wni yg minta2 bantuan asing u urusan dalam negeri jelas mental inlander," kata Romli.

Kata Romli, saat ini Indonesia memerlukan pemimpin yang jujur, cerdik, pandai tapi santun dan tidak anti agama. "Negara2 besar di PBB hanya tahu urusan negara lain tapi tdk tahu urusan dlm negerinya," tegasya.

KEYWORD :

Vonis Ahok Ahok Ditahan Ahok banding




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :