Sabtu, 20/04/2024 05:57 WIB

Internasional

Trump "Kebelet" Ingin Ketemu Pyongyang

Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Senin (1/5) membuka pintu untuk bertemu dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un

Trump dan Kim Jong-Un

Jakarta- Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Senin (1/5) membuka pintu untuk bertemu dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un. Trump mengatakan akan merasa terhormat jika bisa bertemu dengan pemimpin muda tersebut dalam situasi yang tepat, bahkan saat Pyongyang menyarankan agar melanjutkan tes senjata nuklirnya.

"Jika diperkenankan bertemu dengannya maka, saya akan benar-benar merasa terhormat untuk melakukannya," kata Trump kepada Bloomberg News, komentar yang kemudian mendapat kritik di Washington.

"Dalam situasi yang tepat, saya akan bertemu dengannya," tegas Trump

Trump tida merinci kondisi apa yang perlu dipenuhi agar pertemuan semacam itu terjadi atau kapan hal itu bisa terjadi, namun Gedung Putih mengatakan Korut harus memenuhi syarat tertentu agar sebuah pertemuan dapat dipikirkan. "Kondisi yang jelas  belum ada saat ini," kata juru bicara Gedung Putih Sean Spicer

"Saya tidak pertemuan ini terjadi dalam waktu dekat," Spicer menambahkan.

Trump yang menjabat pada Januari, mengatakan dalam kampanye kepresidenannya bersedia bertemu dengan Kim. Pemerintahannya sejak saat itu mengatakan Korut harus setuju melepaskan program nuklir dan misilnya. Trump juga berusaha menekan Pyongyang secara ekonomi dan diplomatis sambil bersikeras bahwa opsi militer tetap "ada di atas meja".

Pada Jumat, Sekretaris Negara A.S. Rex Tillerson mengatakan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa Washington tidak akan melakukan negosiasi dengan Korut. Wakil Presiden AS, Mike Pence, sebelumnya pada Senin, mengatakan bahwa Trump telah menjelaskan "masa untuk bersabar telah berakhir."

Kemudian pada  Senin, juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Amerika Serikat tetap terbuka terhadap perundingan yang kredibel mengenai denuklirisasi semenanjung Korea, namun kondisi harus berubah sebelum ada ruang untuk melakukan perundingan, dalam artian Korut harus meninggalkan program senjata nuklirnya.

Meskipun demikian, pernyataan Trump  akan "merasa terhormat" untuk bertemu dengan Kim, dan juga ucapannya tentang pemimpin muda Korut selama akhir pekan sebagai "Cookie yang sangat cerdas"  memicu kekhawatiran baru mengenai pendekatannya terhadap Korut.

KEYWORD :

Nuklir Semenanjung Kore Amerika Serikat Korea Utara




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :