Kantor Indonesian Corruption Watch (ICW)
Jakarta - Peneliti Indonesian Corrption Watch (ICW) Febri Hendri mengulik tingkat kerawanan kerugian uang negara akibat perilaku rasuah proyek kesehatan.
Menurut Febri, setidaknya terdapat dua titik paling rawan korupsi pada bidang kesehatan di Indonesia. Yakni Alkes dan jamkes.
"Terutama terjadi pada pengadaan alkes (alat kesehatan) dan jaminan kesehatan (jamkes)," ujar Febri pada acara launching tren korupsi kesehatan 2010-2016, korupsi kesehatan: apa obatnya?, siapa yang mengobati? di Cikini, Jakarta, Selasa (18/4/2017).
Febri mengatakan proyek pengadaan alat kesehatan rawan korupsi karena memiliki nilai anggaran yang sangat tinggi. Sementara itu, jaminan kesehatan juga rawan dikorupsi karena meningkaatnya anggaran kesehatan untuk program ini.
"Meningkatnya anggaran jaminan kesehatan pasca diberlakukannya program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)," ucapnya.
Selain proyek alkes dan jamkes, Febri menyebut terdapat sedikitnya delapan program kesehatan lain yang juga rawan dikorupsi.
Berikut 10 obyek korupsi kesehatan terbesar di Indonesia sejak 2003 menurut ICW:
1. Dana Alkes, jumlah kasus 107, kerugian negara mencapai Rp 543,1 Miliar.
2. Dana Jaminan Kesehatan, kasus 26, kerugian negara mencaapai Rp 62,1 Miliar.
3. Infrastruktur Rumah Sakit, jumlah kasus 15, kerugian negara mencapai Rp 47,4 Miliar.
4. Dana obat-obatan, jumalh kasus 13, kerugian negara mencapai Rp 24,6 Miliar
5.Infrastruktur Puskesmas, jumlah kasus 13, kerugian negara mencapai Rp 83,0 Miliar.
6. Sarpras Rumah Sakit, jumlah kasus 9, kerugian negara mencapai Rp 5,0 Miliar
7. Dana alat kontrasepsi, jumlah kasus 7, kerugian negara mencapai Rp 33,5 Miliar.
8. Sarpras Puskesmas, jumlah kasus 6, kerugian negara mencapai Rp 17,8 Miliar
9. Dana Operasional RS, jumlah kasus 4, kerugian negara mencapai Rp 6,5 Miliar
10. Pengadaan Lahan RS, jumlah kasus 4, kerugian negara mencapai Rp 12 Miliar
KEYWORD :
ICW Febri Hendri Korupsi Kesehatan
