Jum'at, 19/04/2024 17:57 WIB

Internasional

Ribuan Massa Minta Duterte Batalkan Hukuman Mati

Sejak Presiden Duterte memberlakukan hukuman mati pada tujuh bulan lalu, sudah 7.600 orang tewas atas kasus narkoba.

Protes hukuman mati (foto: Reuters)

Manila - Ribuan demonstran dari aliansi uskup Filipina (CBCP) turun ke jalan untuk memprotes kebijakan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte terkait hukuman mati untuk pelaku obat-obatan terlarang. Hukuman tersebut dikatakan tidak dapat menyelesaikan masalah narkoba di Filipina.

Dengan spanduk bertuliskan ‘Walk fo Life’, sebanyak 50.000 orang berjalan menuju Rizal Park di ibukota Manila. Demonstran menyatakan bahwa kebijakan itu hanya akan menambah daftar pembunuhan di negeri tersebut.

“Kita tidak bisa membenarkan untuk membunuh orang yang telah membunuh (orang lain). Ini malah akan meningkatkan jumlah pembunuh,” kata Ketua CBCP sekaligus Uskup Agung dari Lingayen-Dagupan, Socrates Villages, Sabtu (18/2).

Sejak Presiden Duterte memberlakukan hukuman mati pada tujuh bulan lalu, sudah 7.600 orang tewas atas kasus narkoba. 2.500 di antaranya ditembak di tempat dalam operasi penggerebekan yang dilakukan oleh otoritas keamanan negara.

Senator Filipina yang kerap mengkritik kebijakan Duterte, Leila de Lima kini juga menghadapi tuduhan narkoba. Meskipun menurut Leila hal itu hanya cara untuk membungkamnya agar tidak menyuarakan penolakan terhadap presiden.

“Aku sama sekali tidak terlibat dalam perdagangan narkoba,” ujar Leila dikutip dari Reuters.

KEYWORD :

Duterte Filipina Hukuman Mati




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :