Jum'at, 19/04/2024 06:12 WIB

Jokowi: Media Sosial juga Memusingkan Pemerintah

Presiden tetap meyakini bahwa media mainstream atau media arus utama dapat bertahan karena saling melengkapi informasi meski digempur kekuatan media sosial.

Presiden Joko Widodo

Jakarta-Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa digitalisasi komunikasi telah memudahkan manusia, sehingga membuat setiap individu menjadi produsen berita. Terutama lewat media sosial yang unggul dalam kecepatannya.

"Setiap saat di media sosial kita kebanjiran berita. Ada yang obyektif, baik, tapi banyak juga yang bohong, yang bikin gaduh, penuh caci maki, bahkan ancam persatuan bangsa. Tapi saya yakin ini akan mematangkan kita, membuat kita tahan uji. Ini fenomena semua negara," katanya saat memberikan sambutan dalam acara Hari Pers Nasional (HPN) 2017 di Ambon, Kamis (09/02).

Presiden mengakui saat ini jagat media mainstream sedang menghadapi merebaknya fenomena media sosial. "Ini menjadi kegandrungan baru di kalangan masyarakat, sekarang semua main media sosial, bupati, wali kota, gubernur, menteri, presiden. Semua main media sosial, ada yang senang twitter, facebook, instagram, path. Semua gandrung media sosial," ucapnya.

Akan tetapi, Presiden tetap meyakini bahwa media mainstream atau media arus utama dapat bertahan karena saling melengkapi informasi meski digempur kekuatan media sosial yang kecepatannya tinggi.

"Bukan hanya Indonesia tapi seluruh dunia menghadapi, saya yakin meski digempur media arus utama seperti radio dan televisi dapat bertahan karena saling melengkapi," ujar Presiden.

Sebabnya, media sosial hanya unggul dalam hal kecepatan sementara media arus utama tetap lebih unggul dari sisi kedalaman materi dan akurasi. Meskipun harus diakui, lanjut Presiden, satu per satu media mainstream yang tidak bisa beradaptasi di seluruh dunia mulai berguguran.

"Media sosial juga memusingkan pemerintah. Ini yang saya dengar dari perdana menteri, presiden yang saya temui. Semua mengeluhkan. Kalau media mainstream masih bisa diajak bicara tapi media sosial siapa yang bisa memagari," ujarnya.

Oleh karena itu, dalam kesempatan tersebut Presiden mengajak semua pihak untuk bersama-sama menghentikan penyebaran berita palsu (hoax) yang memecah-belah. "Dalam kondisi ini, media arus utama harus bisa meluruskan yang bengkok-bengkok bukan justru memungut sebagai bahan berita," katanya.

Presiden prihatin karena kini kerap kali jika ada topik banyak dibicarakan di media sosial atau trending topic justru menjadi bahan berita bagi media arus utama. Ia menegaskan, media mainstream tidak boleh luntur dalam menjunjung etika yang menuntut profesionalisme.

Pada kesempatan itu, Presiden juga mengapresiasi upaya Dewan Pers untuk memverifikasi media. "Saya melindungi wartawan, masyarakat juga tahu media mana yang bisa jadi rujukan. Saya mengharapkan HPN di Ambon memperkuat komitmen membangun Indonesia yang harmoni dan mewujudkan ekonomi yang merata di Indonesia," ucapnya. (Rep: Khairul Anwar)

KEYWORD :

Hari Pers Joko Widodo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :