Jum'at, 19/04/2024 18:54 WIB

Jokowi Sebut Produktivitas Padi di Maros Menurun karena Terendam Banjir

Presiden Jokowi mengakui bahwa meskipun sempat terkena banjir, produktivitas pertanian di Maros yang menggunakan bibit padi hibrida Inpari 32 masih cukup tinggi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau jalannya panen raya padi di Kelurahan Baji Pamai, Kecamatan Maros Kota, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan pada Kamis (30/3).

JAKARTA, Jurnas.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau panen raya padi di Kelurahan Baji Pamai, Kecamatan Maros Kota, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan pada Kamis (30/3).

"Saya datang ke Kabupaten Maros untuk memastikan bahwa sebagai lumbung beras Sulawesi Selatan, sekarang ini kita lihat Maros sudah mulai panen raya dan kita harapkan nanti hasilnya yang surplus itu bisa dibawa ke provinsi lain yang membutuhkan," ujar Presiden.

Presiden Jokowi mengakui bahwa meskipun sempat terkena banjir, produktivitas pertanian di Maros yang menggunakan bibit padi hibrida Inpari 32 masih cukup tinggi.

"Ini kenapa 5,5 ton per hektare karena kena banjir dua kali, kerendem dua kali, sehingga agak menurunkan produksinya, tetapi 5,5 ton juga sudah hasil yang baik," ucap dia.

Mantan gubernus DKI Jakarta itu mengatakan akan terus berupaya untuk mencegah terjadinya banjir yang akan berdampak pada produktivitas pertanian.

"Mengendalikan cuaca kan bukan barang yang mudah, tetapi yang paling penting panen raya di Sulawesi Selatan ini betul-betul nanti bisa mendatangkan surplus yang banyak sehingga bisa dibawa ke provinsi yang lain," ujarnya.

Presiden berharap dengan semakin banyaknya suplai beras di masa panen raya ini, inflasi yang dipicu oleh kenaikan harga bahan pangan dapat ditekan.

"Mulai panen, panen, panen, panen, kemudian masuk ke rice mill, kemudian keluar sebagai beras, segera masuk ke pasar. Artinya, kalau suplainya banyak, suplainya melimpah, ya itu sudah otomatis teorinya pasti harga turun," imbuh Jokowi.

Di tempat yang sama, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo memastikan bahwa pihaknya siap melaksanakan arahan presiden dalam meningkatkan produktivitas, terutama dalam memitigasi cuaca agar tidak terjadi banjir yang menyebabkan turunnya produksi.

Hal ini termasuk dalam melakukan pendampingan, akses pembiayaan, dan intervensi teknologi mekanisasi. "Saya katakan di sini harus kita support dari semua pihak. Saya berharap perbankan juga masuk secara masif mempermudah layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR)," katanya.

Sebagai informasi, panen padi di Sulawesi Selatan pada bulan Maret 2023 ini mencapai 139.622 hektare dengan prakiraan produksi yakni 692.911 ton gabah kering giling (GKG) atau setara 399.085 ton beras.

Sedangkan untuk perkiraan panen padi di bulan April mendatang mencapai 174.609 hektare dengan prakiraan produksi mencapai 869.113 ton GKG atau setara 500.839 ton Beras.

Adapun untuk bulan Mei perkiraannya mencapai 85.576 hektare, dengan produksi mencapai 422.188 ton GKG atau setara 243.481 ton beras.

Secara umum, gambaran padi Provinsi Sulawesi Selatan memiliki luas Baku Sawah seluas 654.818 hektare dengan luas panen mencapai 1.038.084 hektar dan produksi padi mencapai 5.360.169 ton GKG atau setara 3.075.860 ton Beras.

Mentan menambahkan, secara nasional ketersediaan beras saat ini dalam kondisi aman. Panen raya petani di sejumlah daerah telah menguatkan pasokan dan cadangan beras Indonesia dalam menghadapi Ramadhan dan Idulfitri.

Karena itu, dia berharap kolaborasi dan sinergitas dengan Bulog dapat diperkuat untuk melakukan penyerapan. "Tentu saja pertanian itu tidak bisa sendiri, siapapun akan membutuhkan kerjasama lintas Kementerian dengan Menteri BUMN semua pihak Bulog dan lain-lain," jelasnya.

KEYWORD :

Joko Widodo Panen Raya Kabupaten Maros Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :