Kamis, 25/04/2024 12:51 WIB

Program Kampus Mengajar Solusi Alternatif Isi Kekurangan Guru

Program Kampus Mengajar dinilai bisa menjadi solusi sementara atas masalah kekurangan guru.

Siswa sedang belajar di dalam kelas (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Sejumlah satuan pendidikan menyambut positif program Kampus Mengajar. Selain mengimbaskan pembelajaran berbasis teknologi dan meningkatkan kompetensi literasi dan numerasi siswa, program ini juga dinilai bisa menjadi solusi sementara atas masalah kekurangan guru.

Koordinator Wilayah Bidang Pendidikan Kecamatan Sumbopu, Gowa, Sulawesi Selatan, Muhammad Yaris mengungkapkan, saat ini di wilayahnya masih terdapat banyak masalah kekurangan guru. Belum lagi jumlah guru honorer masih lebih banyak daripada guru PNS.

"Program Kampus Mengajar ini sangat membantu mengisi kebutuhan guru. Apalagi para mahasiswa datang membawa hal-hal baru berbasis teknologi," terang Yaris di SD Inpres Bonto-Bontoa, Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu.

Ditegaskan oleh Pengawas Bina SD Inpres Bonto-Bontoa, Nurlia Syahrul, para mahasiswa peserta program Kampus Mengajar berpeluang menjadi guru kelas. Selain itu, mereka juga bisa berkolaborasi dengan guru untuk merumuskan pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

"Kan tidak ada ketentuan bahwa harus guru kelas saja yang mengajar. Mereka bisa berpartner. Dalam kelas ada mahasiswa dan guru. Sambil teman-teman guru belajar dan berbagi, itu akan jadi keren," ujar Nurlia.

Hal senada juga disampaikan Kepala Sekolah SD Inpres Parang Ma`lengu, Ahmad. Saat ini sekolahnya hanya memiliki tujuh guru, masing-masing empat guru PNS dan tiga guru honorer. Jumlah itu tidak cukup, mengingat jika ada salah satu guru berhalangan, maka guru lainnya harus mengajar dua kelas dalam waktu yang sama.

"Semoga apa yang disampaikan mereka nanti bisa jadi bekal. Mudah-mudahan bisa menerima keadaan kami di sini, kami dengan senang hati menerima dan menyambut mereka," kata Ahmad.

Sementara itu, Kepala Program Kampus Mengajar, Asri Aldila Putri, dalam pelepasan program Kampus Mengajar angkatan ke-5 di Makassar, Sulawesi Selatan pekan lalu menekankan bahwa tugas utama mahasiswa dalam program tersebut ialah menjadi mitra guru.

Karena itu, dalam penugasannya nanti akan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah, termasuk tidak menutup kemungkinan untuk menjadi guru kelas sementara.

"Kalau ada kekurangan guru, bukan tidak mungkin mahasiswa masuk. Yang paling utama ialah ada dampak maksimal," tutup Asri.

Diketahui, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, pada Jumat (17/2) lalu melepas secara resmi 21.045 mahasiswa yang mengikuti program Kampus Mengajar angkatan ke-5. Mereka akan bertugas di 5.093 satuan pendidikan di seluruh Indonesia.

KEYWORD :

Kampus Mengajar Guru Kemdikbudristek Asri Aldila Putri Sulawesi Selatan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :