Jum'at, 19/04/2024 12:31 WIB

Kepala BKKBN Lebih Sarankan Pengantin Baru Pakai Pil KB daripada Kondom

Khusus untuk pasangan muda yang belum memenuhi syarat untuk hamil, Hasto menganjurkan untuk menggunakan pil KB yang lebih mujarab mencegah kehamilan daripada kondom.

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo pada acara sosialisasi pencegahan stunting di Kelurahan Kali Baru, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (7/2).

JAKARTA, Jurnas.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo lebih menyarankan pengantin baru yang belum memenuhi syarat untuk hamil dan melahirkan menggunakan pil KB daripada kondom.

Sebagai upaya mencegah stunting dari hulu, BKKBN mengimbau calon pengantin harus diperiksa terlebih dahulu, dipastikan dalam kondisi yang sehat di antaranya HB minimal 11 gr/dl dan lingkar lengan minimal 23,5 cm. 

"Kalau Hb kurang dan dia anemia, maka menikah boleh, tapi hamilnya ditunda atau pakai kondom. Nanti tema-teman BKKBN membagikan kondom dan pil gratis bagi mereka yang belum memenuhi syarat untuk hamil," kata Hasto pada acara sosialisasi pencegahan stunting di Kelurahan Kali Baru, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (7/2).

Khusus untuk pasangan muda yang belum memenuhi syarat untuk hamil, Hasto menganjurkan untuk menggunakan pil KB. Dengan alasan penggunaan kondom untuk pasangan yang baru menikah riskan robek.

"Manten baru itu gayanya macam-macam. Jadi, kondomnya bisa robek, sehingga tingkat kegagalannya tinggi. Makanya, lebih dianjurkan pake pil KB," ucap Hasto.

Di samping itu, mantan bupati Kulon Progo ini juga meminta perempuan yang usianya belum ideal, yakni di bawah 20 tahun untuk tidak hamil lebih dahulu karena bisa meningkatkan risiko komplikasi. 

"Hamil terlalu muda, kurang dari 20 tahun mohon maaf banyak yang hamil usia 15 tahun, 16 tahun. Masyallah, ini ukuran panggulnya saja belum 10 cm karena Tuhan itu menciptakan ukuran panggul itu 10 cm," tutur Hasto.

Hasto menjelaskan bahwa ukuran bayi yang masuk ke jalan lahir yang diciptakan oleh Tuhan adalah 9,9 cm, 9,8 cm atau 9,7 cm. "Kalau ada bayi yang diameternya 9,6 cm itu bayi mikrosefali. Kalau diameternya 10 cm itu makrosefali. Itu pasti ada masalah," jelas Hasto.

Jadi, menurut Hasto, Tuhan menciptakan panggul perempuan berukuran 10 cm sesuai dengan dengan diameter kepala bayi yang melewatinya. "Oleh karena itu, kalau kita hanya menikah usia 20 tahun ke atas sebetulnya kita hanya melaksakan keesaan Tuhan," tutur Hasto.

Selain bahaya menikah di usia di bawah 20 tahun, menurut Hasto hamil di atas usia 35 tahun berisiko. Terlebih hamil di atas usia tersebut berisiko mengakibatkan kelainan janin, cacat bawaan, hingga risiko keguguran.

"Jadi jangan terlalau dibantah terlau macam-macam dengan dalil yang berat-berat. Sebetulnya itu sudah jelas. Alam mempunyai tanda-tanda seperti itu, sehingga kalau kita melarang hamil di atas 35 tahun itu juga karena sudah menua," kata Hasto.

Sebagai informasi, BKKBN bersama Korps Brimob Kepolisian Republik Indonesia (Polri) serta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar Sosialisasi Cegah Stunting dan Wawasan Kebangsaan di Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.

Sosialisasi ini diisi berbagai rangkaian kegiatan meliputi Pelayanan KB, pemberian bantuan bagi keluarga berisiko stunting, pemeriksaan rongga mulut dan gigi, pemberian bantuan bahan kebutuhan pokok bagi warga yang tinggal di kawasan Keluarahan Kalibaru, pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan kehamilan, Dapur Sehat Atasi Stunting  dari Korps Brimob Polri.

KEYWORD :

Pil Kb Kondom BKKBN Hasto Wardoyo Pengantin Baru




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :