Kamis, 25/04/2024 07:19 WIB

Masih Ada Sekitar 110-120 Ribu Balita di DKI Jakarta Berisiko Stunting

Berdasarkan Hasil Survei Status Gizi Indonesia tahun 2022 (SSGI 2022), angka prevalensi stunting di DKI Jakarta sudah di angka 14 persen dari total balita 799 ribu.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengukuhkan publik figur, Paula Verhoeven dan Asri Welas menjadi Duta Bunda Asuh Anak Stunting. Pengukuhan tersebut dilakukan di sela acara Sosialisasi Cegah Stunting dan Wawasan Kebangsaan, di Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (7/2).

JAKARTA, Jurnas.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mencatat bahwa masih ada sekitar 110-120 ribu balita (bawah lima tahun) di DKI Jakarta yang berisiko stunting.

Berdasarkan Hasil Survei Status Gizi Indonesia tahun 2022 (SSGI 2022), angka prevalensi stunting di DKI Jakarta sudah di angka 14 persen dari total balita 799 ribu.

"Saya yakin DKI dengan hitungan saya tadi dengan angka 14 persen itu karena jumlah penduduknya 11 juta kemudian jumlah balitanya hampir 799 ribu. Jadi, anak berisiko stunting yang harus kita dekati masih sekitar 110-120 ribu," kata Hasto pada acara sosialisasi pencegahan stunting di Kelurahan Kali Baru, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (7/2).

Meski sudah berada di angka 14 persen, Hasto meyakini DKI Jakarta masih mampu memangkas angka tersebut. Hal itu mengingat Pemprov DKI didukung dengan sumber makanan dan donatur yang cukup.

"DKI potensi menjadi best practice. Kenapa begitu? karena alasannya stuntingnya sudah 14 persen, tetapi 14 persen ini untuk DKI harus bisa rendah lagi karena gotong royong DKI bisa dibangun bersama-sama," tutur Hasto.

Selanjutnya disebutkan mantan Bupati Kulon Progo bahwa setiap 1 juta yang melahirkan di DKI Jakarta 14 ribu per tahun. Jadi, kalau 14 juta kira-kira yang melahirkan dan hamil kurang lebih 158 ribu per tahun.

"Jadi cocok dengan data yang ada di BPS bahwa Pak Heru punya balita umur 0-5 tahun berarti 150 kali 5 berarti sekitar 750 ribu dan di data BPS balita yang ada di DKI 799 ribu. Jadi mendekati," ucap Hasto.

Hasto pun juga yakin bahwa DKI Jakarta masih punya peluang menurunkan angka kelahiran total (total fertility rate/TFR), yang saat ini 14/1000 menjadi 12/1000. "Target nasional itu sebetulnya untuk mendekati TFR 2,1, maka harapannya yang hamil 12/1000," imbuh dia.

Di tempat yang sama, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono mengajak seluruh pihak, mulai dari pemerintah, swasta, hingga masyarakat untuk bergotong royong mencegah menurunkan angka stunting.

"Saya juga mengimbau kepada seluruh warga untuk ikut membantu dengan menjaga kesehatan dan asupan nutrisi sejak masa kehamilan, karena proses melahirkan itu, baik ibu maupun anaknya harus sehat," ujar Heru Budi.

 

KEYWORD :

Stunting DKI Jakarta BKKBN Hasto Wardoyo Heru Budi Hartono




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :