Rabu, 24/04/2024 10:04 WIB

Jerman Tidak akan Halangi Polandia Kirim Tank Leopard 2 ke Ukraina

Jerman berada di bawah tekanan berat untuk memasok tank Leopard untuk Ukraina.

Anggota militer berjalan di atas tank, saat Jerman mengirimkan tank Leopard pertamanya ke Slovakia sebagai bagian dari kesepakatan setelah Slovakia menyumbangkan kendaraan tempur ke Ukraina, di Bratislava, Slovakia, pada 19 Desember 2022. (Foto: REUTERS/Radovan Stoklasa)

JAKARTA, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri JermanAnnalena Baerbock mengatakan, pemerintahnya tidak akan menghalangi jika Polandia ingin mengirim tank Leopard 2 ke Ukraina untuk digunakan melawan invasi Rusia.

Pejabat Ukraina telah meminta sekutu Barat memasok mereka dengan tank modern buatan Jerman selama berbulan-bulan - tetapi Berlin sejauh ini menahan diri untuk mengirim mereka, atau mengizinkan negara-negara NATO lainnya untuk melakukannya.

"Untuk saat ini pertanyaan belum ditanyakan, tetapi jika kami diminta, kami tidak akan menghalangi," tutur Baerbock di LCI TV Prancis ketika ditanya apa yang akan terjadi jika Polandia melanjutkan dan mengirim tank Leopard 2 tanpa persetujuan Jerman.

Pernyataannya tampaknya agak berbeda dengan komentar Kanselir Jerman Olaf Scholz pada pertemuan puncak di Paris pada Minggu pagi bahwa semua keputusan pengiriman senjata akan dibuat dalam koordinasi dengan sekutu termasuk Amerika Serikat (AS).

Jerman berada di bawah tekanan berat untuk memasok tank Leopard untuk Ukraina. Tetapi partai Demokrat Sosial Scholz secara tradisional skeptis terhadap keterlibatan militer dan waspada terhadap gerakan tiba-tiba yang dapat menyebabkan eskalasi Moskow lebih jauh.

Menteri pertahanan Jerman, Boris Pistorius mengatakan pad Minggu bahwa dia mengharapkan keputusan segera tentang tank, meskipun dia tetap berhati-hati.

Pistorius mengatakan kepada ARD TV bahwa Jerman tidak akan membuat keputusan tergesa-gesa karena pemerintah memiliki banyak faktor yang harus dipertimbangkan, termasuk konsekuensi di dalam negeri untuk keamanan penduduk Jerman.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengulangi permohonan lama untuk tank pada pertemuan Minggu dengan mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang mengunjungi Kyiv.

"Kami membutuhkan lebih banyak senjata: tank, pesawat, rudal jarak jauh," kata Zelenskyy, menurut pernyataan di situsnya.

Ukraina mengatakan tank-tank tempur lapis baja berat Barat akan memberi pasukan darat Ukraina lebih banyak mobilitas dan perlindungan menjelang serangan baru Rusia yang diharapkan Kyiv dalam waktu dekat. Itu juga akan membantu Ukraina merebut kembali beberapa wilayah yang telah jatuh ke tangan Rusia.

Setelah KTT Paris, Scholz mengatakan pada konferensi pers bahwa semua pengiriman senjata ke Ukraina sejauh ini dilakukan dengan koordinasi yang erat dengan mitra Barat. "Kami akan melakukan itu di masa depan," kata dia.

Berbicara pada konferensi pers yang sama, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dia tidak mengesampingkan kemungkinan pengiriman tank Leclerc ke Ukraina.

Macron mengatakan bahwa pengiriman tank tidak boleh memperburuk situasi, harus memperhitungkan waktu untuk melatih Ukraina agar efektif, dan tidak boleh membahayakan keamanan Prancis sendiri.

"Mengenai Leclerc, saya meminta menteri Angkatan Darat untuk mengerjakannya, tetapi tidak ada yang dikesampingkan," kata Macron, menambahkan bahwa langkah tersebut harus dikoordinasikan dengan sekutu seperti Jerman dalam beberapa hari dan minggu mendatang.

Sumber Jerman mengatakan kepada Reuters bahwa mereka akan mengizinkan tank buatan Jerman dikirim ke Ukraina untuk membantu pertahanannya melawan Rusia jika Amerika Serikat setuju untuk mengirim tanknya sendiri. Tetapi para pejabat AS mengatakan pemerintahan Presiden Joe Biden tidak siap untuk mengirim tanknya sendiri, termasuk M1 Abrams.

Juru bicara Kremlin mengatakan pada hari Jumat bahwa negara-negara Barat yang memasok tank tambahan ke Ukraina tidak akan mengubah jalannya konflik dan mereka akan menambah masalah rakyat Ukraina.

Sumber: Reuters

KEYWORD :

Jerman Annalena Baerbock Perang Rusia Ukraina Tank Leopard 2




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :