Sabtu, 20/04/2024 18:28 WIB

HNW: PBB Tak Cukup Hanya Mengecam, Tapi Harus Menghentikan

Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid. (Foto: Humas MPR)

Jakarta, Jurnas.com - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, mendukung sikap berbagai pihak, termasuk PBB dan AS yang mengecam provokasi sehingga meningkatkan ketegangan terhadap Masjid Al-Aqsha dan Palestina. Seperti provokasi yang dilakukan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir. Menurut Hidayat, provokasi dan teror radikal oleh Israel, merupakan pelanggaran HAM dan hukum internasional. Serta menjadi ancaman berbahaya bagi perdamaian dan kestabilan di kawasan Timur Tengah secara khusus dan bagi dunia internasional secara luas.

Tidak cukup bagi PBB, AS, dan China hanya mengecam, tapi juga menolak dan mengkritisi laku provokasi seperti yang dilakukan oleh Menteri Itamar Ben Gvir. Dengan segera menyelenggarakan Sidang Istimewa DK PBB, untuk menghentikan provokasi dan teror Israel. Indonesia juga bisa ikut menggalang kebersamaan dengan negara-negara yang juga mengutuki seperti Saudi dan Turki. Bahkan, dengan negara-negara yang melakukan normalisasi dengan Israel seperti Yordania, Mesir dan Uni Emirat Arab yang semuanya juga menolak provokasi Menteri Keamanan Nasional Israel itu.

"Ini penting, agar masyarakat internasional bila mereka benar-benar peduli perdamaian dan menolak terorisme segera bergerak bersama menghentikan aksi provokasi dan teror Israel terhadap Masjid Al Aqsha dan Palestina. Dan agar DK PBB segera menyelenggarakan sidang untuk sepakati resolusi yang bisa dilaksanakan untuk hentikan provokasi dan teror dimaksud,” kata Hidayat yang akrab dipanggil HNW sesudah hadir pada dialog dan dengar pendapat dengan warga Senen di Jakarta Pusat, Kamis (5/1/2023).

Apalagi dalam waktu yang sama dengan provokasi Menteri Keamanan Nasional Israel, itu berulang pula terjadi insiden buruk. Seperti, dibunuhnya anak Palestina berumur 15 tahun bernama Adam Iyyad, yang ditembak di bagian dadanya oleh aparat Israel di Bethlehem pada hari Selasa (3/1/2023). Peristiwa itu menambah jumlah puluhan anak Palestina yang tewas akibat teror Israel selama tahun 2022.

PBB malah sudah menyatakan bahwa 2022 merupakan tahun paling mematikan bagi rakyat Palestina dalam rentang waktu 16 tahun terakhir. Maka sudah seharusnya Indonesia bersama negara-negara OKI dan PBB menjadikan tahun 2023 dan tahun-tahun mendatang sebagai momentum realisasi perdamaian dan kemerdekaan bagi anak dan rakyat Palestina. Serta menghentikan penjajahan dan teror radikal Israel termasuk terhadap kondisi status quo masjid Al Aqsha,” tegas HNW.

Atas terjadinya berbagai insiden tragis di Palestina tersebut, HNW yang juga anggota DPRRI dari Dapil Jakarta II meliputi Luar Negeri, Jakarta Selatan dan Pusat, mengapresiasi sikap Indonesia membela Palestina dan masjid Al Aqsha. HNW juga mendesak agar Pemerintah RI untuk lebih maju dan serius dalam mengoreksi teror dan penjajahan Israel.

“Patut diapresiasi konsistensi sikap Kementerian Luar Negeri RI membela Palestina dan Masjid Al Aqsha. Termasuk ikut mengutuk kunjungan provokatif Menteri Israel Ben-Gvir ke masjid Al Aqsha. Namun mempertimbangkan pada dinamika penguatan Zionisme radikal dan kubu ekstrem kanan di Israel saat ini, maka semakin penting Indonesia mengambil langkah lebih maju dalam membela Palestina dan masjid Al Aqsha, dengan optimalisasi posisi Indonesia di dalam OKI dan PBB, agar dapat terselenggara sidang khusus dalam merespons tindakan provokatif dan teror Israel, pun juga menyeriusi seruan Presiden Joko Widodo pada tahun 2016 agar memboikot produk Israel yang dihasilkan di wilayah pendudukan, serta berbagai langkah lainnya yang lebih serius dan efektif untuk mengakhiri penjajahan dan mewujudkan kemerdekaan Palestina agar hak-hak Palestina serta keselamatan masjid Al Aqsha segera dapat diwujudkan, serta teror dan penjajahan Israel yang semakin brutal setiap harinya, dapat dikoreksi dan dih entikan,” tutup HNW.

KEYWORD :

Kinerja MPR Hidayat Nur Wahid PBB Israel Palestina Teror




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :