Kamis, 25/04/2024 18:38 WIB

Israel Potensi Serang Fasilitas Nuklir Iran

Israel Potensi Serang Fasilitas Nuklir Iran.

Panglima militer Israel Letnan Jenderal Benny Gantz menghadiri konferensi pers di Tel Aviv, Israel 28 Juli 2014. (Foto: Nir Elias/Reuters)

JAKARTA, Jurnas.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Benny Gantz mengatakan, negaranya dapat menyerang situs nuklir Iran dalam dua atau tiga tahun.

"Dalam dua atau tiga tahun, Anda mungkin melintasi langit ke arah timur dan mengambil bagian dalam serangan terhadap situs nuklir di Iran," kata  Gantz kepada lulusan kadet angkatan udara dalam pidatonya, seperti dikutip dari Reuters.

Iran telah meningkatkan pengayaan uranium, sebuah proses dengan penggunaan sipil yang pada akhirnya juga dapat menghasilkan bahan bakar untuk bom nuklir – meskipun mereka menyangkal memiliki desain seperti itu.

Para ahli mengatakan Iran berpotensi meningkatkan kemurnian fisil uraniumnya ke tingkat senjata dalam waktu singkat. Tetapi membangun hulu ledak yang dapat dikirimkan akan memakan waktu bertahun-tahun, kata mereka – perkiraan yang digaungkan oleh seorang jenderal intelijen militer Israel bulan ini.

 

Selama lebih dari satu dekade, Israel telah mengeluarkan ancaman terselubung untuk menyerang fasilitas nuklir musuh bebuyutannya jika menganggap diplomasi kekuatan dunia dengan Teheran menemui jalan buntu.

Namun, beberapa ahli meragukan Israel memiliki kekuatan militer untuk memberikan kerusakan permanen pada sasaran Iran yang jauh, tersebar dan dipertahankan dengan baik.

Perkiraan intelijen militer Israel untuk tahun 2023 adalah bahwa Iran "akan melanjutkan jalannya yang lambat saat ini" di bidang nuklir, menurut surat kabar Israel Hayom pada hari Minggu.

"Iran hanya akan mengubah kebijakannya jika sanksi ekstrem diberlakukan padanya; maka Iran dapat memutuskan untuk mempercepat pengayaan ke tingkat militer," kata laporan itu, yang dikonfirmasi oleh juru bicara militer mengutip penilaian intelijen asli.

Di bawah kebijakan ambigu yang dirancang untuk mencegah musuh di sekitarnya sambil menghindari provokasi yang dapat memacu perlombaan senjata, Israel tidak membenarkan atau menyangkal memiliki persenjataan nuklir. Para sarjana percaya itu benar, setelah memperoleh bom pertama pada akhir 1966.

Tidak seperti Iran, Israel bukanlah penandatangan Traktat Non-Proliferasi sukarela tahun 1970, yang menawarkan akses ke teknologi nuklir sipil sebagai imbalan atas penolakan penggunaan senjata nuklir.

KEYWORD :

Konflik Iran Israel Fasilitas Nuklir Amerika Serikat Timur Tengah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :