Sabtu, 20/04/2024 12:26 WIB

Presiden Jokowi Ingatkan Soal Krisis Pangan, Jangan Jadi Masalah Sosial

Presiden Jokowi juga mengingatkan agar para bawahannya tidak membuat perhitungan yang keliru.

Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Foto Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan para menterinya membuat perhitungan teliti untuk menghadapi kondisi perekonomian pada 2023 sehingga krisis ekonomi maupun krisis pangan tidak sampai menjadi masalah sosial.

"Mengenai kondisi perekonomian tahun 2023. Sekali lagi, kita harus tetap hati-hati dan waspada, yang berkaitan dengan krisis keuangan, ekspor yang menurun, kemungkinan ekspor menurun, kemudian krisis pangan hati-hati mengenai karena bisa larinya masalah sosial dan politik," kata Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta, Selasa (6/12).

Dia menyampaikan hal tersebut dalam pengantar Sidang Paripurna dengan agenda (1) Perkiraan Kondisi Perekonomian Tahun 2023, (2) Evaluasi Penanganan COVID-19 dan (3) Antisipasi Krisis Pangan dan Energi yang dihadiri Wakil Presiden Ma`ruf Amin, para menteri kabinet Indonesia Maju, dan sejumlah kepala lembaga tinggi negara.

"Dengan demikian, utamanya yang berkaitan dengan beras betul-betul hitung semuanya itu, betul-betul hitung-hitungannya tampak," tambahnya.

Presiden Jokowi juga mengingatkan agar para bawahannya tidak membuat perhitungan yang keliru.

"Sehingga kita tidak menyiapkan `reserve` cadangan pada suatu titik cadangan yang nanti (malah) kita habis, dilihat pedagang, dan akhirnya harga beras pasti akan naik. Ini `supply` dan `demand` pasti akan menyimpulkan itu," ungkap Jokowi.

Dengan memahami bahwa situasi dunia masih tidak baik-baik saja, maka Presiden meminta agar seluruh kebijakan terkait dengan hajat hidup orang banyak betul-betul dikalkulasi.

"Betul-betul dihitung. Kuncinya sekali lagi kolaborasi antara kementerian dan lembaga. Jangan terjebak pada ego sektoral. Lakukan konsolidasi data, konsolidasi `policy` dan konsolidasi dari pelaksanaan implementasi," tambahnya.

Sedangkan terkait dengan strategi besar di tengah situasi ekonomi dunia yg sedang bergejolak, dia mengingatkan soal peningkatan konsumsi kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah.

"Terutama yang berkaitan dengan belanja-belanja dari pemerintah, belanja APBN, belanja APBD, dan belanja BUMN harus diikuti dikontrol agar bisa menaikkan konsumsi masyarakat," kata dia.

Selain itu, Presiden Jokowi mewajibkan pembelian produk-produk dalam negeri.

"Pembelian produk-produk dalam negeri itu wajib. Tidak bisa ditawar lagi," tegas Presiden.

Tidak ketinggalan adalah agar kementerian mulai belanja barang sejak awal tahun seperti yang biasa dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), katanya.

"Kemudian di awal-awal tahun ini biasanya yang memulai, yang mendahului pasti kementerian PU. Saya minta kementerian lain melakukan hal yg sama. Belanja modal, belanja sosial, segera direalisasikan di awal-awal tahun dan dikawal secara detail jangan terjebak pada rutinitas," jelas Presiden.

KEYWORD :

Presiden Jokowi Joko Widodo Krisis pangan Masalah sosial




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :