Kamis, 25/04/2024 17:22 WIB

Pengusaha Muda Pertanian Bongkar Rahasia Sukses Promosi Produk Hortikultura

Pengusaha Muda Pertanian Bongkar Rahasia Sukses Promosi Produk Hortikultura.

Di Jambore Hortikultura 2022, dua orang petani muda sekaligus pengusaha pertanian hadir berbagi rahasia sukses mempromosikan produk hortikultura hingga menembus pasar dunia lewat talkshow Promoting Horticulture: Bersama Menembus Pasar Dunia.

JAKARTA, Jurnas.com - Petani Muda, Keren! Itulah semboyan kebanggaan para petani muda Indonesia yang mampu membangkitkan semangat anak muda untuk melakukan usaha tani.

Di Jambore Hortikultura 2022, dua orang petani muda sekaligus pengusaha pertanian hadir berbagi rahasia sukses mempromosikan produk hortikultura hingga menembus pasar dunia lewat talkshow "Promoting Horticulture: Bersama Menembus Pasar Dunia."

Narasumber pertama, Direktur PT Bali Organik Subak, AA Gede Agung Wedhatama mengungkapkan, saat ini pertanian yang ramah lingkungan dan produk organik semakin banyak peminatnya, terutama di mancanegara.

"Pertanian organik menjaga diri dan alam kita dari paparan residu kimia, sehingga alam Indonesia terjaga dan produk yang dihasilkan lebih sehat. Ini yang sedang dicari oleh pasar dunia," ujar pria yang akrab dipanggil Bli Gung ini seperti dikutip dalam rilis Kementan, Minggu (4/12).

Bali Organik Subak (BOS) yang dipimpin oleh Bli Gung merupakan salah satu komunitas petani dengan komoditas utama buah dan sayur organik. Produk BOS seperti nanas, alpukat, salak, mangga, manggis, dan sayuran sudah diekspor Singapura, Malaysia dan Tiongkok.

Bli Gung secara aktif mengampanyekan pertanian ramah lingkungan kepada para petani milenial karena ini merupakan salah satu cara memajukan pertanian Indonesia.

"Pertanian ramah lingkungan yang minim residu kimia dapat dilakukan dengan cara penanaman produk pertanian tumpangsari. Misalnya, tanaman porang ditumpangsarikan dengan tanaman hortikultura seperti cabai," jelas Bli Gung.

Narasumber kedua, Direktur CV A&H Fruits Group, Hamdan Taufik Fikri menyampaikan, selain kualitas, packaging atau pengemasan juga sangat berpengaruh dalam meningkatkan nilai produk hortikultura.

"Selain produksi pertanian, packaging atau pengemasan juga berpengaruh terhadap produk hortikultura. Desain kemasan yang menarik akan meningkatkan nilai jual produk hortikultura," terang Hamdan.

Hamdan secara terus menerus mengedukasi petani muda untuk meningkatkan kreativitas, agar produk pertanian tidak kalah dan tertinggal dari negara lain. Kemudian, Hamdan juga menambahkan bahwa petani harus mampu beradaptasi dengan tren digitalisasi.

"Digitalisasi inilah yang akan digaungkan sebagai salah satu alternatif memajukan pertanian Indonesia. Pemasaran produk akan lebih mudah, dengan adanya digitalisasi yang menerapkan teknologi informasi dan komunikasi di sektor pertanian," lanjutnya.

Menanggapi hal tersebut, Bli Gung mengajak petani milenial untuk bergabung dengan Komunitas Petani Muda sebagai wadah berbagi ilmu.

"Komunitas Petani Muda mewadahi petani untuk berbagi ilmu terkait pertanian dan ini sangat membantu para petani dalam melakukan usaha tani, salah satunya adalah ilmu tentang digitalisasi pertanian," tutup Bli Gung.

KEYWORD :

Jambore Hortikultura 2022 Prihasto Setyanto Bali Organik Subak AA Gede Agung Wedhatama




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :