Jum'at, 19/04/2024 22:42 WIB

Isu Resesi 2023 dan Badai PHK Ancam Perusahaan Teknologi, Tech Tetap Optimis

Isu resesi ekonomi global di 2023 tak membuat gentar perusahaan teknologi TECH. 
 

PT IndoSterling Technomedia Tbk (TECH) menatap penuh percaya diri hadapi resesi ekonomi 2023. (Foto; Jurnas/Ira).

Jakarta, Jurnas.com- PT IndoSterling Technomedia Tbk (TECH) menatap penuh percaya diri dalam menghadapi ancaman resesi maupun gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang bakal terjadi tahun depan.

Komisaris Utama PT IndoSterling Technomedia Tbk, Sean William Henley, mengaku sangat bersyukur bisa melewati masa sulit tahun ini tanpa melakukan PHK. Ia melihat saat ini gelombang PHK marak terjadi di industri usaha yang bergerak di bidang teknologi, termasuk bisnis start-up.

"TECH memang bukan masuk pada kategori startup. Tapi kami berusaha untuk tidak melakukan PHK besar-besaran sebagaimana yang banyak dilakukan di perusahaan teknologi," kata William Henley saat berbicara pada acara Public Expose PT IndoSterling Technomedia Tbk (TECH) di Jakarta, Rabu (30/11).

William Henley menyadari dalam setengah tahun terakhir ini telah banyak perusahaan teknologi yang berguguran. Ia mengaku salah satu kekuatan yang membuat TECH tetap berjalan karena produk Bussiness to Bussiness (B2B) menjadi tumpuannya.

"Berbeda dengan sebagian besar perusahaan startup yang menggantungkan hidup dari dana investor untuk bertahan, TECH memiliki produk-produk yang bersifat B2B dan sudah berhasil diserap pasar dan konsumen secara sustaible," ujarnya.

Direktur Utama PT IndoSterling Technomedia Tbk (TECH), Billy Andrian, mengatakan optimisme untuk menatap akhir tahun ini karena diperkuat dengan data pencapaian aset dan ekuitas korporasi yang secara konstan meningkat dibandingkan tahun lalu.

"Di saat kondisi gonjang ganjing yang akan terjadi pada 2023, kami percaya bahwa selalu ada kesempatan," tuturnya.

Billy mengatakan berjalannya proses pemulihan ekonomi secara nasional pasca pandemi Covid-19 telah berimbas pada seluruh sektor termasuk di bidang yang menjadi cakupan bisnis TECH.

"Kami optimistis untuk menutup tahun 2022 dengan kinerja yang positif sekaligus menargetkan pencapain lebih baik tahun depan,” katanya.

Dalam publik ekspos ini dipaparkan sejumlah anak usaha yang berada di bawah naungan PT IndoSterling Technomedia Tbk. Di antaranya adalah PT Technomedia Interkom Cemerlang (Edufecta) yang bergerak dalam membuat sistem manajemen pendidikan terpadu, PT Technomedia Sarana Semesta (Renofax) yang fokus dalam pembuatan sistem PropTech.

Kemudian PT Digimedi Andalan Nusantara (PingPoint, Mancode.id, KarirGoGo dan Duitologi), yang menggarap penerbitan digital dan estate digital vertikal kepemilikan dan PT Technomedia Multi Sejahtera (KAWN), spesialisasi dalam membuat sistem terpadu untuk sektor Food and Beverage.

Lalu PT Technomedia Andalan Jaya (Stock Map, Sterling Alpha, Sentinel) bergerak dalam membuat solusi dan platform industri keuangan dan pasar modal, dan PT Indosterling Lokamedia Makmur (Lokamedia), bergerak dalam membuat platform hyperlocal untuk promosi UMKM.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Kawn dari PT Technomedia Multi Sejahtera, Yoas menuturkan KAWN yang bergerak di bidang sistem terpadu untuk sektor Food and Beverage kini telah berkolaborasi bersama BCA untuk integrasi dengan EDC BCA dan sistem QR code.

“Kerjasama dengan pihak BCA meningkatkan protofolio profesionalitas sistem kami di mata pengguna, selain itu KAWN berkolaborasi dengan Accurate untuk mengembangkan fitur sistem akuntansi terintegrasi,” tuturnya.

Sementara itu sebagai perusahaan berorientasi global, PT IndoSterling Technomedia Tbk memiliki Roadmap to Sustainability Measure and Net Zero yang menjadi bentuk dukungan nyata bagi komitmen Indonesia dalam mengendalikan dan menurunkan emisi secara global.

Dimana Indonesia adalah negara berkembang pertama yang mendukung secara langsung Paris Agreement Goal dan komitmen Nasional melalui UU No. 16 Tahun 2016 tentang pengesahan Paris Agreement dengan target Nationally Determined Contribution (NDC) yaitu dapat menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29% dari BaU atau 41% mendapat dukungan internasional pada tahun 2030.

Langkah nyata Pemerintah Indonesia adalah menerapkan carbon pricing berupa carbon tax yang telah ditetapkan melalui Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Untuk saat ini, sesuai dengan UU HPP pajak karbon yang diperjualbelikan Rp 30 per kilogram karbon dioksida ekuivalen (CO2e) atau satuan yang setara.

Sepanjang tahun 2021 operasional korporasi menghasilkan emisi karbon sebesar 66 ton dari penggunaan pengatur suhu ruangan (AC), penggunaan listrik untuk server hingga transportasi direksi dan karyawan.

Sebagai wujud nyata mendukung net zero carbon, PT IndoSterling Technomedia Tbk selain menjalankan sejumlah langkah untuk menekan produksi karbon juga melakukan pembelian karbon kredit sebesar 17 ton atau sekitar 25,7% karbon yang dihasilkan pada tahun 2021.

KEYWORD :

IndosterSterling Sean William Henley Ancaman Resesi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :